Suara.com - Jepang belum lama ini merilis prediksi gempa besar yang akan terjadi di negara mereka sendiri. Laporan gempa besar Jepang dirilis setelah gempa berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang Myanmar.
Dilansir dari Newsweek, dalam laporan terakhir yang disiapkan oleh satuan tugas gempa bumi pemerintah Jepang, diperkirakan hingga 298.000 orang dapat tewas dalam gempa besar Palung Nankai dengan kekuatan 8-9 skala Richter.
Angka tersebut sedikit lebih rendah dari angka sebelumnya yang dipublikasikan satu dekade lalu. Jumlah kematian tertinggi diperkirakan disebabkan oleh tsunami, yakni mencapai 215.000 orang.
Palung Nankai adalah palung samudra yang terletak di lepas pantai selatan daratan Jepang. Palung ini terletak di batas tiga lempeng Amur, Okhotsk, dan Laut Filipina.
Gempa Palung Nankai telah melanda Jepang setiap 100 hingga 150 tahun, dan para ahli telah lama mengkhawatirkan bahwa gempa lain dapat terjadi di sana dalam waktu dekat. Gempa terakhir yang dikonfirmasi terkait dengan palung tersebut tercatat pada tahun 1944 dan 1946, yang melanda wilayah tengah hingga barat daya negara tersebut.
Pemerintah Jepang memperkirakan ada peluang 70-80 persen terjadinya gempa besar dalam 30 tahun. Dalam skenario terburuk, beberapa wilayah dapat mengalami level tertinggi 7 pada skala intensitas seismik Jepang, serta gelombang tsunami yang naik lebih dari 98 kaki, menurut perkiraan resmi.
Mengutip laman NHK, laporan tersebut memperkirakan hingga 12,3 juta orang akan mengungsi seminggu setelah gempa. Jumlah tersebut setara dengan 10 persen dari populasi Jepang. Dikatakan bahwa bencana tersebut akan mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar 270,3 triliun yen dua kali lipat anggaran nasional.
Mengapa Jepang Rawan Gempa Bumi?
Jepang merupakan negara yang berada di kawasan Ring of Fire atau cincin api, di mana secara geografis terletak di tempat bertemunya empat lempeng tektonik utama. Lempeng-lempeng tersebut adalah lempeng Pasifik, Laut Filipina, Eurasia, dan Amerika Utara.
Lokasi tersebut menyebabkan gempa bumi yang sering terjadi serta keberadaan banyak gunung berapi dan sumber air panas di seluruh Jepang. Jika gempa bumi terjadi di bawah atau dekat lautan, gempa bumi tersebut dapat memicu tsunami.
Baca Juga: Lamaran Luna Maya di Tengah Mekarnya Bunga Sakura Tokyo: Inspirasi Romantis di Musim Semi Jepang
Diketahui makin banyak lempeng yang berada di bawah suatu wilayah, atau lebih tepatnya, makin banyak batas lempeng yang berdekatan satu sama lain, makin besar peluang terjadinya interaksi di antara lempeng-lempeng tersebut. Sehingga, makin besar pula peluang terjadinya gempa bumi.
Karenanya, gempa bumi sendiri bukanlah hal aneh di Jepang. Lebih dari 1.500 gempa bumi dapat dialami oleh penduduk Jepang setiap tahunnya. Artinya, setiap lima menit, beberapa bentuk aktivitas seismik dapat terekam di negara tersebut.
Banyak wilayah di negara ini yang pernah mengalami gempa bumi dan tsunami dahsyat di masa lalu. Gempa Bumi Besar Kanto, yang terburuk dalam sejarah Jepang, melanda dataran Kanto di sekitar Tokyo pada tahun 1923 dan mengakibatkan kematian lebih dari 100.000 orang.
Pada bulan Januari 1995, gempa bumi dahsyat melanda Kota Kobe dan sekitarnya. Dikenal sebagai Gempa Bumi Hyogo Selatan atau Gempa Bumi Besar Hanshin, gempa bumi ini menewaskan 6.000 orang dan melukai 415.000 orang. 100.000 rumah hancur total dan 185.000 rusak parah.
Contoh lainnya, pada tanggal 11 Maret 2011, gempa bumi terkuat yang pernah tercatat di Jepang memicu tsunami besar di sepanjang Pantai Pasifik di timur laut Jepang. Dikenal sebagai Gempa Bumi Besar Jepang Timur, gempa bumi dan khususnya tsunami yang terjadi setelahnya menewaskan hampir 20.000 orang serta menyebabkan kecelakaan nuklir di sebuah pembangkit listrik di Prefektur Fukushima.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Bedak Viva untuk Natalan di Gereja, Awet Seharian!
-
6 Rekomendasi Parfum Miniso Terbaik untuk Kado Natal
-
Food Street Baru di Aeon Pakuwon Mall Suguhkan Sushi Geprek dan Menu Spicy Fusion yang Bikin Nagih!
-
Fashion Paling Diburu untuk Liburan Akhir Tahun di Musim Hujan, Ada 2 Item Terlaris
-
Elegan di Ujung Tahun: Intip Jade Series Terbaru dari Merche yang Wajib Dimiliki!
-
5 Inspirasi OOTD Natal ala Shandy Aulia, Tampil Anggun dan Sophisticated
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik yang Cocok Dipakai Natalan di Gereja
-
5 Parfum Pria Wangi Tahan Lama hingga 24 Jam, Cocok untuk Acara Natal
-
7 Moisturizer Terbaik untuk Flek Hitam Usia 60 Tahun ke Atas
-
5 Sheet Mask yang Instan Mencerahkan Wajah, Cocok Dipakai Sebelum Natal