"Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, pertimbangkan untuk mendiskusikan opsi pemeriksaan lebih awal dengan dokter," papar Chen.
"Pola makan dengan kandungan daging olahan dan daging merah yang tinggi, yang semakin umum di Asia akibat urbanisasi dan pengaruh budaya Barat, meningkatkan potensi risiko," tandasnya.
Kanker Kolorektal di Indonesia
Dikutip dari laman Kemkes RI, kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak di Amerika.
Di Indonesia, kasus kanker kolorektal di Indonesia terjadi pada 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa dengan mortalitas 9,5% dari seluruh kasus kanker.
Beberapa faktor risiko dari penyakit ini meliputi faktor genetik berupa poliposis dan keluarga menderita kanker. Lalu riwayat penyakit usus inflamasi kronis, riwayat kanker kolon.
Faktor risiko lain adalah kebiasaan merokok, pola konsumsi rendah serat dan tinggi lemak protein, aktivitas fisik yang kurang dan agen kimia/radioaktif/infeksi.
Lebih lanjut, beberapa tanda dan gejala kanker kolorektal adalah sebagai berikut.
- Gejala lokal: perubahan pola BAB (bentuk, ukuran, frekuensi, berlendir, darah, sensasi BAB tidak tuntas), nyeri BAB, mual muntah, massa pada abdomen.
- Gejala umum: berat badan turun, nafsu makan hilang, anemia, kelelahan.
- Gejala metastasis: hepar (ikterik, nyeri perut kanan atas, pembesaran hati) dan organ sekitar kandung kemih, vagina, dan lain-lain.
Sementara itu, penanganan kanker kolorektal bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu terapi non pembedahan dan terapi bedah.
Baca Juga: Kisah Pilu Wanda Hamidah, Baru Tahu Ayahnya Idap Kanker Usus Besar Setelah Dirawat
Terapi non pembedahan berupa kemoterapi dan radioterapi. Kemoterapi berguna mengurangi penyebaran dan perkembangan tumor, mengecilkan tumor, dan memperlambat pertumbuhan.
Radioterapi dapat dilakukan sebelum maupun sesudah operasi yang berguna untuk mengecilkan tumor dan mengurangi risiko kekambuhan.
Lalu, terapi bedah dapat dilakukan sebagai tindakan untuk mengangkat tumor maupun sebagai tindakan paliatif atau pembuatan saluran BAB pada dinding perut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
Sistem Pendidikan Orchid Park Secondary School: Sekolah Gibran yang Jadi Sorotan
-
Ramalan Zodiak Hari Ini 26 September 2025, Apa Kata Semesta untuk Aries hingga Capricorn?
-
Ekonomi Lesu Bikin Tren Wisata Bergeser ke Arah Liburan Hemat, Hotel Mewah Bukan Pilihan Utama!
-
Telur Ceplok vs Dadar, Mana yang Lebih Bergizi? Ini Pilihan Prabowo untuk Menu MBG
-
9 Potret Rumah Mewah Fitri Salhuteru di BSD: Luas Hampir 4.000 Meter, View Lapangan Golf
-
10 Cara Mengatasi Skin Barrier Rusak selain Memakai Produk Skincare
-
5 Rekomendasi Translucent Powder Merek Lokal, Tak Kalah dengan Brand Luar
-
Mawatu, Pusat Gaya Hidup dan Pariwisata Terpadu Baru di Labuan Bajo
-
Ramadan 2026 Berapa Minggu Lagi? Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 18 Februari
-
LocknLock Buka Store Baru di Ayani Mega Mall Pontianak untuk Perluas Jaringan Ritel