Tak lupa menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, makan makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan berhenti merokok.
Selanjutnya, retinopati diabetik biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus kecuali jika ada gangguan serius yang berisiko mengganggu penglihatan.
Jika kondisinya masih ringan, pengelolaan diabetes seperti yang telah dijelaskan sebelumnya sangat dianjurkan untuk mencegah kondisi memburuk.
Sementara itu, untuk kasus retinopati diabetik yang sudah lebih lanjut, beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan dengan beberapa tindakan meliputi:
- Terapi laser: bertujuan memperbaiki atau menutup pembuluh darah kecil di retina yang mengalami kerusakan.
- Penyuntikan obat ke dalam bola mata: dilakukan untuk meredakan pembengkakan dan menghentikan pertumbuhan pembuluh darah baru yang tidak normal.
- Vitrektomi: prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat jaringan parut atau darah yang mengganggu penglihatan dari bagian dalam mata.
Setiap orang dengan diabetes yang berusia 12 tahun ke atas dianjurkan untuk menjalani skrining mata secara rutin. Frekuensi skrining tergantung pada hasil dua tes terakhir.
Apabila dua pemeriksaan sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda retinopati diabetik, maka pemeriksaan mata berikutnya akan dijadwalkan setiap dua tahun sekali
Beberapa alasan penting kenapa skrining perlu dilakukan untuk pengidap diabetes, yaitu karena retinopati diabetik biasanya tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
Skrining juga mampu mendeteksi masalah pada mata. Jika gangguan terdeteksi sejak dini, pengobatan bisa membantu mencegah atau memperlambat hilangnya penglihatan.
Baca Juga: Revolusi Tes Diabetes: HbA1c Berbasis Point of Care, Lebih Cepat dan Efisien!
Berita Terkait
-
Revolusi Tes Diabetes: HbA1c Berbasis Point of Care, Lebih Cepat dan Efisien!
-
7 Tanaman Obat untuk Diabetes Tipe 2 yang Terbukti Ampuh Menurut Riset Kesehatan
-
Fakta Mengejutkan Efek Samping Pare untuk Diabetes yang Jarang Diketahui
-
Tak Cuma Gula, Nasi dan Tepung Juga Biang Keladi Diabetes? Ini Penjelasan Dokter
-
Penderita Diabetes Wajib Tahu! 8 Buah Ini Cocok Dikonsumsi
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Cerita 103 Lebih Lapangan Kerja Hijau Tercipta dari Desa hingga Pesisir
-
Kesetaraan hingga Realita Pendidikan, Puluhan Desainer Bawa Pesan Kehidupan di Journey in Elysium
-
Tak Kalah dari Hiu, Ini 11 Ikan Lokal Tinggi Protein yang Bagus untuk Anak-Anak
-
Dijamin Mirip Asli, Ini 7 Prompt Gemini AI Bikin Foto di Pantai Sunset tanpa Ubah Wajah
-
Nagita Slavina Rilis Produk Extrait de Parfum, Apa Bedanya dengan Eau de Parfum?
-
Geger Keracunan MBG, Makanan Sebaiknya Disajikan Berapa Jam Setelah Dimasak?
-
Cari Sunscreen Lokal yang Bagus dan Murah? Ini 5 Pilihan Terbaik Mulai Rp18 Ribuan
-
Bagaimana Cara Membedakan Sepatu On Cloud Asli dan Palsu? Begini 7 Panduannya
-
Dokter Tan Shot Yen Lulusan Mana? Viral Kritik Menu MBG saat Rapat dengan DPR
-
Awal Puasa Ramadan 2026, Muhammadiyah dan Pemerintah Sama atau Beda?