Suara.com - Diabetes tipe 2 merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanganan serius, dan tanaman obat untuk diabetes tipe 2 yang ampuh bisa menjadi solusi alami yang patut Kamu pertimbangkan.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 10,9% penduduk Indonesia menderita diabetes. Kabar baiknya, berbagai penelitian dari universitas dan lembaga kesehatan terkemuka di Indonesia telah membuktikan keampuhan sejumlah herbal lokal dalam mengendalikan kadar gula darah.
Mari eksplorasi tujuh tanaman unggulan berikut yang dikutip dari ulasan pafikabupatenkerinci.org!
1. Daun Insulin
Daun insulin (Tithonia diversifolia) telah diteliti oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai tanaman antidiabetes. Ekstrak daun ini terbukti meningkatkan sensitivitas insulin sebesar 34% dalam studi pada tikus diabetik.
Cara penggunaannya mudah: rebus 5-7 lembar daun segar dalam 500 ml air selama 10 menit, lalu minum air rebusannya 1-2 kali sehari. Untuk hasil optimal, kombinasikan dengan diet rendah karbohidrat.
2. Pare
Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengungkap bahwa pare mengandung charantin dan polypeptide-p, senyawa yang bekerja mirip insulin.
Kamu bisa mengonsumsi jus pare campur madu (untuk mengurangi rasa pahit) sebanyak 50 ml per hari. Alternatifnya, masak pare sebagai tumisan dengan bawang putih dan minyak zaitun untuk menambah cita rasa.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan Efek Samping Pare untuk Diabetes yang Jarang Diketahui
3. Brotowali
Brotowali (Tinospora crispa) telah diuji oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dan terbukti menurunkan kadar gula darah hingga 28% dalam 4 minggu.
Rebus 10 cm batang brotowali yang sudah dikeringkan dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Minum ramuan ini setiap pagi sebelum makan. Namun, hindari jika Kamu memiliki gangguan lambung karena rasanya yang sangat pahit.
4. Mahkota Dewa
Universitas Airlangga (Unair) menemukan bahwa saponin dalam buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) mampu memperbaiki sel pankreas yang rusak. Rebus 3-5 irisan buah kering mahkota dewa dengan 2 gelas air selama 15 menit. Saring dan minum selagi hangat. Catatan penting, jangan konsumsi bijinya karena beracun!
5. Kunyit
Penelitian UGM menunjukkan bahwa kurkumin dalam kunyit mengurangi resistensi insulin hingga 40%. Kamu bisa membuat infused water dengan parutan kunyit, kayu manis, dan air hangat.
Minum setiap pagi sebelum sarapan. Untuk penyerapan maksimal, tambahkan sedikit lada hitam atau minyak kelapa.
6. Kayu Manis
Berdasarkan studi Institut Pertanian Bogor (IPB), kayu manis menurunkan kadar HbA1c (indikator gula darah jangka panjang) hingga 0,8%. Seduh 1 sendok teh bubuk kayu manis dengan air hangat, atau taburkan pada oatmeal atau smoothie.
Batasi konsumsi maksimal 2 gram per hari untuk menghindari efek samping pada hati.
7. Buncis
Universitas Padjadjaran (Unpad) membuktikan bahwa serat larut dalam buncis memperlambat penyerapan gula.
Konsumsi 150 gram buncis rebus atau kukus setiap hari sebagai menu makan siang. Untuk variasi, blender buncis mentah dengan apel dan seledri menjadi jus detoks yang menyegarkan.
Kombinasi Cerdas dan Tips Aman
Meskipun tanaman-tanaman ini ampuh, Kamu perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya, terutama jika sedang menggunakan obat kimia.
Sebagai contoh, brotowali tidak disarankan untuk ibu hamil, sementara kayu manis bisa berinteraksi dengan pengencer darah.
Penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyarankan penggunaan herbal sebagai terapi pendamping, bukan pengganti obat utama.
Langkah Praktis Memulai Terapi Herbal
Pertama, pilih 1-2 tanaman yang mudah Kamu dapatkan. Kedua, konsisten mengonsumsinya selama minimal 1 bulan sambil memantau kadar gula darah.
Terakhir, padukan dengan pola makan seimbang dan olahraga ringan seperti jalan kaki 30 menit sehari. Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa kombinasi herbal dan gaya hidup sehat mampu mengurangi risiko komplikasi diabetes hingga 60%.
Kesimpulan
Dari daun insulin yang manjur hingga buncis yang mudah ditemui, alam Indonesia menyediakan solusi diabetes tipe 2 yang ampuh. Meskipun demikian, keberhasilan terapi herbal bergantung pada kedisiplinan dan pemantauan berkala.
Yuk, manfaatkan kekayaan alam ini secara bijak untuk hidup yang lebih sehat tanpa diabetes! ***
Berita Terkait
-
Fakta Mengejutkan Efek Samping Pare untuk Diabetes yang Jarang Diketahui
-
5 Bahaya Tak Terduga Konsumsi Herbal Berlebihan bagi Pengidap Hipertensi yang Jarang Diungkap
-
4 Ramuan Warisan Nenek Moyang yang Terbukti Redakan Depresi Ringan
-
7 Ramuan Ajaib dari Alam untuk Atasi Anak Susah Makan
-
PESBEVI Gelar Webinar Bahaya Komplikasi Kaki Diabetik, Wamenkes Dante Diminta Ini
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas