Mereka akan membantu mendiagnosis secara akurat, memastikan apakah perilaku tersebut terkait dengan masalah kesehatan mental lain seperti gangguan bipolar, kecemasan, atau depresi.
2. Psikoterapi sebagai Pengobatan Utama
Psikoterapi adalah fondasi dalam menangani hiperseksualitas. Beberapa metode yang terbukti efektif antara lain:
- Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Terapi ini membantu penderita mengidentifikasi pemicu dan pola pikir negatif, lalu mengubahnya menjadi perilaku yang lebih sehat dan terkendali.
- Acceptance and Commitment Therapy (ACT): Terapi ini membantu penderita menerima dorongan tanpa harus menindaklanjutinya, serta berkomitmen pada perubahan perilaku yang positif.
- Terapi Kelompok (Self-Help Group): Berbagi pengalaman dengan orang lain yang mengalami masalah serupa dapat memberikan dukungan emosional yang kuat.
- Terapi Keluarga dan Pasangan: Perilaku adiktif sering kali merusak hubungan dengan orang terdekat. Terapi ini membantu memperbaiki komunikasi, mengatasi konflik, dan membangun kembali kepercayaan dengan dukungan orang-orang tercinta.
3. Penggunaan Obat-obatan (Jika Diperlukan)
Dalam beberapa kasus, psikiater mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk membantu mengelola dorongan kompulsif dan pikiran obsesif. Obat-obatan ini bukanlah solusi tunggal, melainkan pendukung terapi.
Jenis yang mungkin diresepkan meliputi antidepresan, mood stabilizer, anti-androgen, dan Naltrexone.
Di tengah sorotan publik dan kisruh seputar kasus Erika Carlina, pengakuan DJ Panda soal kondisi hiperseksualitas membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang kesehatan mental dan perilaku seksual.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Mengenal Apa Itu Beras Kernel yang Viral di TikTok, Apakah Aman Dikonsumsi?
-
Pakai Sunscreen Malah Bikin Wajah Jadi Abu-Abu, Apa yang Salah? Ini Kata Dokter
-
Ciri-Ciri Sepatu Nyaman untuk Lansia, Intip 4 Rekomendasinya yang Terbaik
-
15 Negara dengan Gaji Anggota DPR Tertinggi, Indonesia Termasuk?
-
Skincare Apa yang Bagus untuk Usia 40 Tahun ke Atas? Simak Tips Anti Aging yang Efektif
-
Profil Arindi Putry, Persit yang Viral Mainkan Keyboard Remix Koplo
-
12 Rekomendasi Sunscreen Anti Aging untuk Usia 40 Tahun ke Atas: Pilihan Terbaik, Harga Terjangkau
-
Profil Nono Anwar Makarim, Ayah Nadiem yang Pernah Jadi Garda Depan KPK
-
Perjalanan Karier Nadiem Makarim: dari Zalora, Bos Gojek, hingga Mendikbudristek yang Kontroversial
-
Maulid Nabi Bukan Sekadar Seremoni: Menag Ajak Renungkan Akhlak Rasulullah dalam Kehidupan Nyata