Suara.com - Fenomena sound horeg belakangan ini kian populer di Indonesia, memicu perdebatan di masyarakat. Musik jalanan ini dikenal dengan suaranya yang sangat keras, menggelegar, dan bass yang berdentum, menciptakan getaran yang kuat. Di satu sisi, sound horeg menjadi hiburan yang merakyat, terutama di wilayah pedesaan. Namun, di sisi lain, suaranya yang sangat berisik sering kali dianggap mengganggu.
Istilah sound horeg sendiri merupakan gabungan dari kata sound (suara) dan horeg yang merujuk pada suasana ramai dan berisik. Model musik serupa ternyata juga ada di India, dikenal dengan istilah Jor dar.
Meskipun tidak ada sumber resmi yang menyatakan adanya kaitan langsung antara keduanya, baik sound horeg maupun jor dae memiliki karakteristik serupa, yaitu musik yang kuat, energik, dan menggelegar. Di India, jor dar bahkan merujuk pada musik Hollywood dengan karakteristik serupa, dan dalam beberapa kasus, tradisi sound di sana bisa lebih ekstrem, di mana truk sound saling bertabrakan untuk menguji kekuatan suara.
Asal-Usul Sound Horeg
Kemunculan sound horeg sebenarnya telah dimulai sejak era 2000-an, di mana masyarakat menggunakan alat pengeras suara sebagai hiburan sederhana. Namun, sebuah ide brilian mengubahnya menjadi fenomena yang dikenal sekarang. Inspirasinya datang dari diskotik di kota-kota besar seperti Jakarta, yang kemudian diadopsi oleh warga desa dengan konsep yang lebih merakyat.
Popularitas sound horeg semakin melejit setelah pandemi COVID-19 pada tahun 2020. Banyak masyarakat yang merindukan hiburan di luar rumah, seperti karnaval dan pesta rakyat. Kini, sound horeg menjadi bagian tak terpisahkan dari konser dan pesta rakyat, terutama di wilayah Jawa Timur, di mana tren ini paling banyak ditemui.
Sementara, dikutip dari berbagai sumber, Istilah "jor dar" dalam konteks budaya India tidak memiliki makna yang dikenal secara luas atau terstandarisasi. Namun, dalam konteks musik, ada istilah "jor-dr" yang mengacu pada jenis musik keras yang berasal dari India. Meski belum terbukti, model dan gaya jor dar besar kemungkinan jadi rujukan "sound horeg" yang populer di beberapa kalangan meksipun belum terbukti secara valid.
Bahkan, di India sound horeg bisa lebih brutal dari Indonaesia, di mana truk pembawa sound bisa saling tabrak untuk adu "suara". Hal ini tidak dilakukan di Indonesia karena tentu saja akan merugi jika speaker yang digunakan rusak.
Di balik popularitasnya, ada satu nama yang disebut-sebut sebagai pelopor sekaligus legenda dalam dunia sound horeg: Edi Sound. Sosoknya menjadi viral di berbagai media sosial seperti TikTok, Instagram, dan X, hingga ia dijuluki "Thomas Alva Edisound Horeg" oleh warganet. Julukan ini merupakan bentuk penghormatan atas peran pentingnya dalam mengembangkan sistem audio keras yang menjadi ciri khas sound horeg.
Baca Juga: Benarkah Rakit Satu Truk Sound Horeg Butuh Biaya Setara Sebuah Rumah Mewah?
Meskipun informasi resmi tentangnya masih terbatas, Edi Sound dikenal sebagai seorang teknisi dan penyedia jasa audio dari Jawa Timur. Ia memiliki keahlian luar biasa dalam merakit dan memodifikasi perangkat audio sederhana menjadi sistem suara bertenaga besar yang mampu menggetarkan seluruh area. Edi bahkan disebut rela tidak tidur selama seminggu penuh demi menciptakan konfigurasi sound horeg yang sempurna, hingga kantung matanya menghitam dan menjadi ikon tersendiri di kalangan penggemar.
Dalam praktiknya, Edi Sound dikenal menggunakan teknik amplifier dan speaker rakitan, serta bermain dengan equalizer manual untuk menciptakan efek dentuman khas. Ia juga dikenal sering berbagi ilmunya kepada sesama pencinta audio melalui komunitas online dan forum-forum lokal. Edi disebut-sebut sebagai salah satu orang pertama yang memperkenalkan gaya sound horeg ini dalam acara hajatan seperti pernikahan, sunatan, dan parade kampung, yang kini gayanya banyak diadaptasi oleh pengusaha sound system lain.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
Viral 'Edi Sound Horeg' Dibongkar Netizen: Bukan Penemu Lampu tapi Pemecahnya
-
Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
-
Difatwa Haram MUI, Ini Deretan 5 Raja dan Ratu Panggung Sound Horeg yang Bikin Geger
-
Bukan Sound System-nya yang Haram, Terus Kenapa Horeg Dilarang MUI?
-
Hitung Pendapatan Harian Sound Horeg yang Bikin Resah, Sekali Tampil Capai Rp 1 Miliar?
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Bikin Negara Minta Maaf, Siapa MC Radio Televisyen Malaysia yang Salah sebut Prabowo jadi Jokowi?
-
Pendidikan Humaniora Digital: Menjaga Keseimbangan Teknologi dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
-
7 Matcha Powder Terbaik untuk Bikin Latte di Rumah: Rasa Lezat, Lebih Hemat
-
Terinspirasi dari Ruang Ganti Atlet Tenis, Lacoste Ubah Runway Jadi Panggung Atletik yang Elegan
-
Biodata dan Agama Rinaldi Nurpratama, Kakak Raisa Punya Karier Mentereng
-
IN2MOTIONFEST 2025: Indonesia Siap Jadi Pusat Mode Muslim Dunia
-
4 Rekomendasi Parfum Bohe Terbaik, Aroma Segar Tahan Lama hingga 8 Jam
-
Menteri PPPA Resmikan Playground Inklusif, Dorong Lingkungan Kerja Ramah Keluarga
-
Asics Novablast 5 vs Adidas Adizero Evo SL: Andalan di Skena Perlarian, Mana yang Lebih Unggul?
-
5 Merek Parfum Arab yang Wanginya Tahan Lama, Mulai Rp9 Ribuan di Shopee