Suara.com - Ketika membicarakan kekuatan sound horeg asal Jawa Timur, kurang lengkap rasanya jika tidak mengenali profil Abah Aliong. Pasalnya, beliau merupakan salah satu sosok yang dianggap berpengaruh dalam perkembangan teknologi sound di Indonesia, khususnya Jawa Timur.
Namun, anehnya Abah Aliong ternyata tidak terlalu setuju dengan sound horeg alias sound balap. Mengapa demikian? Berikut ulasannya.
Profil Lengkap Abah Aliong
Abah Aliong, yang memiliki nama asli Aliong, adalah teknisi dan perakit sound system rumahan dengan spesialisasi di bidang open baffle dan speaker rakitan daya tinggi. Ia mulai dikenal publik setelah beberapa kontennya viral di media sosial, terutama YouTube, di mana ia mendemonstrasikan sound system rakitannya yang bisa mengguncang satu kampung.
Dalam kesehariannya, Abah Aliong dikenal sebagai pribadi sederhana, penuh semangat, dan sangat terbuka terhadap eksperimen teknologi audio.
Ia mampu membaca karakter speaker, modifikasi power amplifier, dan menyetel equalizer agar sesuai dengan karakter ruangan maupun jenis lagu. Karena itulah, Ia berhasil membuat usaha SPL Audio Professional Sound System.
Yang membuat Abah Aliong istimewa adalah pendekatannya yang tidak konvensional. Ia tidak terpaku pada teori atau standar industri, melainkan menggunakan pendekatan lapangan dan logika sederhana yang bisa dimengerti oleh komunitas grassroot.
Di sinilah letak keistimewaannya, membawa teknologi sound ke masyarakat luas dengan biaya terjangkau namun kualitas maksimal.
Kini, Abah Aliong tak hanya dikenal sebagai perakit speaker, tetapi juga sebagai pengisi acara komunitas, teknisi event lokal, hingga tokoh panutan di kalangan penghobi sound system. Tak jarang, orang dari luar kota datang hanya untuk mendengarkan dan belajar dari garasi atau workshop kecil miliknya.
Baca Juga: Edi Sound Viral, Berapa Penghasilannya Sekali Tampil Meracik Suara Sound Horeg?
Tanggapan Abah Aliong Terhadap Fenomena Sound Horeg
Sound horeg atau sound balap adalah istilah yang populer di kalangan masyarakat Jawa Timur dan sebagian wilayah Indonesia untuk menyebut sistem audio rumahan berdaya tinggi, yang biasanya digunakan untuk hajatan, acara RT, atau sekadar unjuk gigi antar tetangga.
Kata “horeg” sendiri merupakan plesetan dari kata “hore” atau “berisik” yang menandakan volume dan daya speaker yang sangat tinggi.
Fenomena ini sebenarnya lahir dari kreativitas dan kebutuhan lokal. Banyak warga yang ingin hiburan murah meriah tapi tetap meriah, dan sound system menjadi jawabannya. Sound horeg biasanya terdiri dari rakitan speaker custom, amplifier rakitan kelas AB atau kelas D, serta modifikasi open baffle yang menghasilkan dentuman bass khas.
Tidak hanya keras, tapi juga detail, sehingga cocok untuk berbagai jenis musik seperti dangdut koplo, campursari, hingga EDM. Tak bisa dipungkiri, fenomena sound horeg juga sempat menuai kontroversi karena dianggap “mengganggu ketenangan” lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan. Faktanya, Abah Aliong juga mengakuinya.
“Akhir-akhir ini ada sound system sound balap. Ini berawal dari covid. Ketika mereka tidak bisa berkarya jadi ya cari hiburan. Kita tidak bisa menyebut benar atau salah ya. Begitu lagu dimulai, penonton ya merasakan euforia semua senang. Namun, menurut saya tetap berisiko, terutama terhadap pendengaran. Makanya di satu sisi saya nggak setuju dengan sound balap”
Oleh karena itu, Abah Aliong tetap menyarankan supaya penggarap sound horeg paham akan konsekuensi yang mereka miliki. Sebab, masalah kesehatan pada telinga yang disebabkan oleh sound horeg mungkin membuat Anda perlu merogoh kocek lebih dalam dibandingkan mencari hiburan alternatif dentuman suara dari speaker yang menggelegar.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri
Berita Terkait
-
Pak Eko Diteror Setelah Protes Sound Horeg di Kediri, Foto Disebar hingga Dikeroyok Massa!
-
Panitia Tarik Iuran Rp500 Ribu per KK Demi Karnaval Sound Horeg, Warga yang Menolak akan Diteror?
-
Benarkah Memed Penemu Sound Horeg Viral? Ini Awal Mula Julukan Thomas Alva Edi Sound!
-
Tolak Sound Horeg karena Ibu sedang Sakit, Warga Kediri Ini Malah Dapat Teror
-
Warga sampai Antre, Berapa Tarif Foto Bareng Biduan Sound Horeg?
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Kiper Timnas Indonesia Emil Audero Puncaki Save Terbanyak Serie A
-
Investor Mundur dan Tambahan Anggaran Ditolak, Proyek Mercusuar Era Jokowi Terancam Mangkrak?
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
Terkini
-
PMO Koperasi Merah Putih Kerjanya Apa? Gaji per Bulan Tembus Rp8 Juta
-
Tips Memilih Tandon Air yang Tepat untuk Kebutuhan Rumah Tangga
-
Ramalan Zodiak 16 September 2025: Panduan Lengkap Asmara, Karir, dan Keuangan
-
Promo Superindo Hari Ini 16 September 2025, Diskon 50% dan Harga Spesial!
-
Tasya Farasya Pernah Mimpi Suami Selingkuh, Pertanda Apa? Ini Kata Pakar Kebatinan
-
5 Bedak Transparan untuk Hasil Makeup Natural dan Tahan Lama, Mulai Rp70 Ribuan
-
Dari Empal Gentong Hingga Gurame Terbang: Petualangan Rasa di 5 Restoran Sunda Ikonik
-
8 Pilihan Sunscreen Tanpa Alkohol: Cocok untuk Kulit Sensitif, Harga Mulai Rp30 Ribuan
-
5 Rekomendasi Lipstik Lokal yang Ringan dan Warnanya Tahan Lama, Mulai Rp20 Ribuan
-
Lahan Jadi Sekolah: Petani Muda Kebumen Ini Ubah Pertanian Jadi Ajang Berbagi Ilmu