Suara.com - Di balik dentuman bass yang memekakkan telinga dan kemeriahan pawai yang membelah jalanan desa, fenomena sound horeg menyimpan sisi gelap yang jarang tersentuh.
Ini bukan sekadar soal adu kencang suara, tetapi sebuah model bisnis yang diduga berjalan di atas pondasi iuran yang memberatkan warga desa.
Parahnya, warga desa seperti tidak memiliki pilihan lain selain harus ikut membayar.
Hal itu terbukti dari pengalaman yang dialami oleh Pak Ek, warga Desa Kepung, Kabupaten Kediri.
Kasus yang dialami Pak Eko di Desa Kepung, Kabupaten Kediri, menjadi jendela untuk melihat bagaimana hiburan rakyat bisa bertransformasi menjadi mesin teror bagi mereka yang berani menentang.
Akar masalah yang diungkap Pak Eko bukanlah kebisingan semata, melainkan beban finansial yang mencekik leher warga.
Ia menyebut, untuk satu kali pergelaran pawai atau karnaval, panitia meminta iuran yang nilainya fantastis untuk ukuran pedesaan, mencapai Rp500 ribu per kepala keluarga.
Bagi warga yang tidak setuju atau tidak mampu, penolakan bukanlah pilihan yang mudah.
Konsekuensinya bukan sekadar gunjingan tetangga, melainkan intimidasi secara terang-terangan.
Baca Juga: Benarkah Memed Penemu Sound Horeg Viral? Ini Awal Mula Julukan Thomas Alva Edi Sound!
Pak Eko dan keluarganya merasakannya secara langsung.
Penolakannya untuk berpartisipasi dalam pesta berbayar itu dibalas dengan unjuk kekuatan yang brutal.
"Kita diteror pak, mulai jam 13.30 sampai jam 9 malam, di depan rumah itu bahkan sound itu dihadapkan ke rumah," tutur Eko.
Selain itu, Eko mengaku fotonya bersama sang istri juga disebar di kalangan pecinta sound horeg.
"Foto kami disebar di antara mereka bahwa 'ini lho yang menghambat keberadaan Sound Horeg'," ungkapnya.
Tidak berhenti di situ, Eko juga pernah mengalami kekerasan fisik karena menolak sound horeg.
Berita Terkait
- 
            
              Benarkah Memed Penemu Sound Horeg Viral? Ini Awal Mula Julukan Thomas Alva Edi Sound!
- 
            
              Tolak Sound Horeg karena Ibu sedang Sakit, Warga Kediri Ini Malah Dapat Teror
- 
            
              Warga sampai Antre, Berapa Tarif Foto Bareng Biduan Sound Horeg?
- 
            
              Biasa Setting Paket 1 Miliar, Mobil Dinas Edi Penemu Sound Horeg Anti Mainstream
- 
            
              Pertanyaan Kalcer: Lebih Dulu Mana, Sound Horeg di Indonesia atau India?
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Jadi Penyebab Banjir di Jati Padang, Pramono Minta Tanggul Baswedan Segera Diperbaiki
- 
            
              Jakarta Siaga 25 Hari ke Depan! Waspada Cuaca Ekstrem dan Banjir Mengintai
- 
            
              Bobby Nasution Temui Guru Honorer Saling Lapor Polisi dengan Ortu Siswa, Dorong Penyelesaian Damai
- 
            
              Pemprov DKI Bakal Berikan Santunan Korban Pohon Tumbang, Ini Syaratnya
- 
            
              Isu Pork Savor yang Beredar di Media Sosial, Ajinomoto Indonesia Tegaskan Semua Produknya Halal
- 
            
              46 Anak SMP Nyaris Tawuran, Janjian via DM Berujung Diciduk Polisi
- 
            
              Roy Suryo Soroti Perayaan Sumpah Pemuda ala Gibran: Sungguh Membagongkan!
- 
            
              Pekan Terakhir BBW Jakarta 2025: Pesta Buku, Keceriaan Keluarga, dan Bawa Pulang Mobil Listrik
- 
            
              Pramono Buka Luas Ruang Inovasi, Pengamat: Patut Diapresiasi
- 
            
              Apa Hebatnya Soeharto? Ini Balasan Politisi PSI ke PDIP