- Diduga ditemukan selongsong gas air mata kedaluwarsa dalam demo DPR pada Kamis (28/8/2025).
- Gas air mata yang sudah kedaluwarsa ternyata tak lagi efektif untuk menjadi metode pembubaran massa.
- Gas air mata yang kedaluwarsa rentan mengalami perubahan sifat kimiawi.
Suara.com - Polisi menggunakan berbagai metode pembubaran massa dalam rangkaian demo yang terjadi pada pekan ini sejak Senin (24/8/2025) hingga hari ini, Jumat (29/8/2025) di berbagai titik unjuk rasa seantero negeri.
Salah satu metode yang kerap digunakan yakni dengan menggunakan gas air mata yang ditembakkan dari pelontar ke kerumunan massa.
Gas air mata dipandang sebagai metode yang aman dan meminimalisir cidera serta menghidari kematian saat membubarkan massa.
Namun, tak jarang penggunaan gas air mata menimbulkan kontroversi.
Salah satu kontroversi yang muncul adalah penggunaan gas air mata kedaluwarsa.
Selongsong gas air mata ini ditemukan pada Kamis (28/8/2025) berdasarkan pantauan Suara.com di lapangan.
Ditemukan sebuah selongsong bertuliskan "TEAR GAS SHELL" di kawasan Patal Senayan.
Pada selongsong tersebut, tertera keterangan masa produksi April 2020 dengan masa kedaluwarsa April 2023.
Benda itu diduga dibuang oleh aparat setelah digunakan untuk menembakkan gas air mata.
Baca Juga: Bayi 18 Bulan Jadi Korban Gas Air Mata Polisi, Dilarikan ke RS Pelni
Dahulu, sejumlah oknum polisi yang mengamankan Tragedi Kanjuruhan harus berujung dibui lantaran menggunakan gas air mata kedaluwarsa untuk mengontrol massa.
Kini, beredar juga isu bahwa polisi menggunakan kembali gas air mata kedaluwarsa dalam beberapa momen demo belakangan ini.
Lantas, apakah benar bahwa gas air mata kedaluwarsa berbahaya?
Gas air mata kedaluwarsa tak lagi efektif dan bisa membahayakan
Mengutip penjelasan pakar kimia dan dosen Universitas Pertahanan, Dr. Mas Ayu Elita Hafizah, S.Si., M.Si., gas air mata yang sudah melewati expiry date alias masa usia pemakaian akan berubah secara kimiawi.
Gas air mata yang sudah dinyatakan kedaluwarsa atau expired ternyata tak lagi efektif untuk menjadi metode pembubaran massa.
Tag
Berita Terkait
-
Pekerja Kawasan Sudirman Diminta Pulang Cepat Imbas Demo Beruntun
-
Mahasiswa hingga Ojol Demo di Depan Gedung DPR, Massa: Polisi Harusnya Mengayomi, Bukan Menindas
-
Meisya Siregar Serukan Perjuangan Lawan Penguasa Zalim
-
Rupiah Terkapar Imbas Aksi Demo Ojol, Hampir Tembus Rp 16.500 per USD
-
Temannya Banyak Pengemudi Ojol, Ria Ricis Datangi Makam Affan Kurniawan
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Body Lotion SPF Tinggi untuk Pria: Tidak Lengket, Cocok Buat Aktivitas Outdoor
-
5 Bedak Padat untuk Kulit Berminyak Usia 40 Tahun ke Atas, Ampuh Samarkan Garis Halus
-
7 Rekomendasi Sepatu Running Anak Lokal: Murah Kualitas Juara, Harga Mulai Rp100 Ribuan
-
5 Bedak Padat Wardah untuk Usia 30 Tahun ke Atas, Kulit Flawless Bebas Cakey
-
5 Cushion untuk Usia 50 Tahun yang Ramah Garis Penuaan
-
Anak Muda Indonesia Ini Tawarkan Model Bisnis Berbasis Kepercayaan dan Data
-
5 Shio Paling Beruntung dan Berlimpah Rezeki Besok 18 November 2025, Termasuk Kamu?
-
10 Bedak Padat untuk Tutupi Garis Penuaan Usia 50 Tahun ke Atas
-
Daftar Universitas dengan Jurusan IT Terbaik di Indonesia, PTN dan PTS
-
Dorongan Implementasi Bangunan Hijau untuk Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia