Lifestyle / Komunitas
Senin, 01 September 2025 | 18:28 WIB
Sri Sultan HB X, Gubernur DIY saat mendatangi massa untuk menyampaikan pesannya kepada massa aksi demo Jogja Memanggil di Polda DIY, Sabtu (30/8/2025). (dok.Istimewa)

Lantunan gendhing ini diciptakan oleh KRT Wiroguno pada 1934 Masehi dan digubah oleh KRT Purbaningrat atas permintaan Sultan Hamengku Buwono VIII.

2. Gendhing Tedhak Saking

Gendhing ini akan mengalun untuk mengantarkan Sri Sultan ke kediamannya setelah menemui tamu. Kata 'tedhak saking' berarti 'beranjak dari'.

Lantunan Gendhing Tedhak Saking akan mulai dialunkan saat Sultan beranjak dari singgasananya hingga masuk ke kediamannya. Ini menjadi rangkaian penutup dari Gendhing Raja Manggala.

3. Gendhing Sri Kondur

Sama halnya dengan Gendhing Tedhak Saking, gending ini juga dilantunkan untuk mengiringi Sri Sultan jengkar atau beranjak dari singgasana.

Gendhing Sri Kondur diciptakan oleh KRT Wiroguno pada 1920 Masehi. KRT Wiroguno merupakan ahli karawitan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939).

Load More