Lifestyle / Komunitas
Sabtu, 13 September 2025 | 17:34 WIB
HIMBARA (bri.co.id)
Baca 10 detik
  • Himbara menjadi salah satu topik yang belakangan dibahas publik seiring dengan kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
  • Yang mana, Purbaya memutuskan untuk menyuntikkan dana sebesar Rp200 triliun ke beberapa bank, termasuk di antaranya bank Himbara.
  • Lalu, apa sebenarnya bank Himbara?
[batas-kesimpulan]

Suara.com - Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang baru, resmi menyuntikkan dana sebesar Rp200 triliun ke lima bank yang termasuk dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Uang tersebut berasal dari saldo anggaran lebih (SAL) dan sisa lebih pembayaran anggaran (Silpa). Dana itu menjadi bagian dari Rp425 triliun uang pemerintah yang selama ini disimpan di Bank Indonesia (BI).

Kebijakan penyuntikkan dana ke lima bank yang termasuk Himbara diresmikan melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025 tentang Penempatan Uang Negara dalam Rangka Pengelolaan Kelebihan dan Kekurangan Kas untuk Mendukung Pelaksanaan Program Pemerintah dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi.

Kebijakan ini membuat istilah "Himbara" menjadi banyak diperbincangkan publik. Lantas, apa itu Himbara? Simak penjelasannya berikut ini.

Mengenal Apa Itu Himbara

Ilustrasi bank. [Unsplash]

Mungkin istilah "Himbara" masih asing di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia.

Himbara merupakan singkatan dari Himpunan Bank Milik Negara yang terdiri dari bank-bank yang merupakan perusahaan plat merah di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Istilah ini mulai dipopulerkan sejak era Menteri BUMN 2014-2019 Rini Soemarno. Himbara sendiri merupakan program sinergi antar-BUMN yang digagas oleh Kementerian BUMN.

Bank Himbara berperan untuk menggerakkan pertumbuhan perekonomian nasional. Berikut peran penting Bank Himbara:

  • Menggerakkan pertumbuhan ekonomi
  • Mengelola aset nasional
  • Memberikan pelayanan uang yang berkelanjutan kepada masyarakat
  • Mempunyai tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan tempat bank tersebut beroperasi

Bank Himbara juga menjadi sebuah jaringan yang berfungsi sebagai fasilitas program penyaluran bantuan pemerintah kepada masyarakat, seperti penyaluran Bantuan Subsidi Upah (BSU), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), serta pinjaman Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM.

Baca Juga: Pemerintah Suntik Rp200 T ke 6 Bank Nasional, Ini Rincian Lengkapnya

Sejak tahun 2016 lalu, Himbara telah mempunyai mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) bersama bertajuk "ATM Link".

Hingga kini, Bank Himbara terus mengembangkan sinergi untuk meningkatkan kinerja operasional yang mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih luas dan bermanfaat.

ATM Link yang tersebar lebih dari 50 ribu unit di berbagai wilayah di Indonesia ini melayani kebutuhan transaksi nasabah Bank Himbara dengan fitur yang lengkap.

Transaksi di ATM Link untuk kartu Bank Himbara seperti cek saldo dan tarik tunai tidak dikenakan biaya alias gratis.

Namun, untuk transaksi seperti transfer di ATM Link dikenakan biaya administrasi, untuk transfer ke antar rekening Bank Himbara akan dikenai biaya transaksi sebesar Rp4.000 dan transfer ke bank non-Himbara akan dikenai biaya Rp6.500 per transaksi.

Daftar Bank yang Mendapat Dana Rp200 Triliun dari Menkeu

Berdasarkan penjelasan dari diktum kesatu KMK Nomor 276 Tahun 2025 pada Jumat, 12 September 2025 kemarin, berikut daftar bank yang mendapatkan suntikan dana Rp200 triliun dari Menteri Keuangan:

  1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
  2. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
  3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
  4. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
  5. PT Bank Syariah Indonesia Tbk

BRI, BNI, dan Mandiri mendapatkan suntikan dana Rp55 triliun, sedangkan BTN memperoleh Rp25 triliun, dan BSI mendapatkan Rp10 triliun.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan suntikan dana Rp200 triliun tersebut ditujukan untuk menggerakkan perekonomian karena menurutnya selama ini uang pemerintah hanya "diparkir" di Bank Indonesia (BI).

Ia juga mengungkapkan bahwa sistem finansial Indonesia melambat dikarenakan hal tersebut. Dampaknya, perekonomian Tanah Air melambat dan lapangan pekerjaan sulit tumbuh.

Purbaya pun menyalurkan uang tersebut kepada beberapa bank milik negara atas izin Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap uang tersebut mampu menggerakkan sektor riil.

"Di situlah mulai pertumbuhan kredit tumbuh. Jadi, saya memaksa market mekanisme berjalan dengan memberi senjata ke mereka. Jadi, memaksa perbankan berpikir lebih keras untuk bekerja supaya dapat return yang tinggi," ujar Menteri Keuangan Purbaya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta Pusat pada Rabu, 10 September 2025.

Kontributor : Rizky Melinda

Load More