Suara.com - Hutan Edukasi di Desa Sidodadi, Kecamatan Patean, Kendal, diramaikan ratusan peserta selama dua hari penuh pada 13 dan 14 September 2025. Mereka menghadiri Festival Bodri 2025. Acara digagas kolaborasi Pemerintah Desa Sidodadi, Forum DAS (Fordas) Bodri, Sepkuba, dan beberapa mitra GEF SGP Indonesia. Tujuannya menjadi wadah demi memperkuat kesadaran dan kolaborasi dalam menghadapi masalah lingkungan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bodri.
Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari menyoroti pentingnya gaya hidup sehat dan peran generasi muda dalam menjaga alam. Menurut dia, anak muda jangan bermalas-malasan, tapi bergerak agar untuk menjaga kesehatan, menikmati dan turut menjaga alam. Dia menekankan perlunya edukasi lingkungan agar kelestarian alam bisa diwariskan ke generasi mendatang.
"Anak-anak zaman sekarang kan tambah ke sini itu tambah mager, males berat. Apalagi setelah hampir semuanya memiliki HP, nah lewat jalan pagi ini yuk kita olahraga bareng dan juga nanti di finish kita ikutan festival DAS Bodri di Hutan Edukasi untuk menikmati dan turut menjaga alam," ujar Dyah Kartika Permanasari.
Rangkaian acara ini sangat beragam. Di hari pertama, diisi dengan kegiatan jalan sehat, dilanjutkan dengan focus group discussion bertema "Pengelolaan DAS Bodri Sebagai Upaya Membangun Peradaban". Ada pula pembagian hadiah dan ditutup penampilan budaya Jaran Kepang. Besoknya, puncak acara dimeriahkan Festival Gledekan Nusantara musim ke-5 permainan tradisional khas warga Kendal. Jumlah partisipannya membludak. Ya, ada 16 tim dengan 49 peserta dari berbagai wilayah di sekitar Kabupaten Kendal.
Bukan cuma itu, untuk memasarkan produk berkelanjutan yang telah dikembangkan MItra GEF SGP Indonesia di wilayah DAS Bodri, ada satu booth di samping panggung utama. Beragam produk kelompok dampingan GEF SGP Indonesia menyita perhatian pengunjung. Sebut saja, kopi, alpukat, madu hutan, tanaman hias dari limbah plastik,ecoprint, dan berbagai produk penunjang pertanian organik seperti pupuk kotoran hewan cair, bakteri fotosintesis, eco enzym, dan pembenah tanah.
Isu-Isu Krusial DAS Bodri dan Solusi Lintas Sektor
Tak hanya sebagai wadah untuk berkolaborasi, Festival DAS Bodri 2025 juga menjadi ajang untuk membahas seputar isu krusial yang menimpa ekosistem lingkungan di daerah alirasi Sungai Bodri. Bukan cuma masalah, mereka juga mendiskusikan solusi-solusi lintas sektor yang bisa diterapkan demi keberlangsungan ekologi di DAS Bodri.
Sekretaris Desa Sidodadi Ali Mashar, tidak memungkiri kondisi DAS Bodri kekinian terus-menerus mengalami kerusakan signifikan. Karena itu, hal ini tidak hanya bisa diselesaikan oleh satu pihak, melainkan kolaborasi lintas sektor agar masalah tersebut mencapai titik terang.
"Masalah DAS Bodri itu tidak bisa diselesaikan hanya oleh salah satu pihak, tapi diperlukan kolaborasi lintas sektor," ucap Ali Mashar yang juga didaulat sebagai perwakilan panitia penyelenggara Festival DAS Bodri 2025. .
Oleh karena itu, acara ini dirancang untuk mempertemukan seluruh pemangku kepentingan dalam Green Workshop yang berfokus pada lima isu krusial, yakni alih fungsi lahan, degradasi pangan dan ketahanan pangan, bencana rutin, perubahan perilaku dan ekonomi hijau, hingga manajemen sampah keluarga.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah alih fungsi lahan. Praktik ini marak terjadi di DAS Bodri. Perwakilan dari kehutanan, Muhammad Yusuf Muda, menjelaskan bahwa alih fungsi lahan sering kali tidak memperhatikan dampak ekologis.
"Alih fungsi yang harusnya menghasilkan kaya tukang-tukang raksasa," ujarnya.
Pun Yusuf Muda mencontohkan bagaimana lahan pertanian produktif diubah menjadi perumahan atau industri tanpa perencanaan yang matang. Kondisi ini tidak hanya menghilangkan area resapan air, namun juga memicu konflik lahan antarpihak dan merusak keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
Makanya, menurut Yusuf Muda, ada kebutuhan terkait regulasi yang tegas dan pengawasan ketat dari pihak pemerintah untuk memastikan optimalisasi tata guna lahan yang berkelanjutan.
Isu degradasi lahan juga menjadi sorotan utama dalam kaitannya dengan ketahanan pangan. Pembicara dari Universitas Semarang (USM) Dewi Larasati, menjelaskan, penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan menjadi penyebab utama lahan mengeras dan produktivitasnya menurun.
Berita Terkait
-
Terbukti Berkontribusi Turunkan Kemiskinan, KEK Kendal Perlu Jadi Contoh Daerah Lain
-
GEF SGP Indonesia dan BPDAS Sepakati Pemulihan DAS Bodri Kembangkan Produk Organik Masyarakat
-
Skandal Subuh di Rumah Janda: Momen Kapolsek Brangsong Digerebek Warga, Cuma Pakai Sarung dan Kaos
-
Viral Kapolsek Digerebek di Rumah Janda, Kini Terancam Karier Hancur
-
Kronologi Kapolsek di Kendal Digerebek Warga, Warga Rekam Barang Bukti Video
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Ditangkap dalam OTT KPK, Segini Total Harta Kekayaan Gubernur Riau Abdul Wahid
-
7 Rekomendasi Sepatu Terbaik 2025 untuk Pelari Kaki Lebar dari Brand Lokal hingga Luar
-
Adu Pesona Raisa dan Sabrina Alatas: Diva Pop Vs Chef Muda yang Tengah Jadi Sorotan
-
Gen Z Malaysia Jatuh Cinta pada Indonesia: Rahasia Promosi Wisata yang Tak Terduga!
-
Profil Gubernur Riau Abdul Wahid yang Ditangkap KPK: Latar Belakang, Pendidikan dan Karier Politik
-
Penampakan Future House yang Diduga Disiapkan Hamish Daud dan Sabrina Alatas
-
5 Sunscreen dengan Kandungan Zinc Oxide untuk Samarkan Flek Hitam dan Bekas Jerawat
-
4th IICF 2025 Sukses Pertemukan 12 Negara, "Semarak Nandak Ondel-Ondel Betawi" Pecahkan Rekor MURI
-
Dari TK hingga SMA, Ribuan Pelajar Siap Bersaing di Kompetisi Matematika IOB 2025
-
Profil Gusti Purbaya dan Jalan Terjalnya, Putra Mahkota Keraton Solo Pasca Pakubuwono XIII Wafat