Lifestyle / Male
Selasa, 30 September 2025 | 12:47 WIB
Mantan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir keluar dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur menggunakan mobil di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Baca 10 detik
  • Pendiri Ponpes Al Mukmin Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir, menemui Presiden ke-7 Joko Widodo alias Jokowi.
  • Dalam pertemuan tersebut, Abu Bakar Ba'asyir memberikan nasihat agar Jokowi lebih mengabdi kepada Islam.
  • Berikut profil dan rekam jejak dari Abu Bakar Ba'asyir.

Demi membantu perekonomian keluarga, ia pernah bekerja selama satu setengah tahun membantu kakaknya mengelola usaha tenun.

Pada tahun 1959–1963, Abu Bakar Ba'asyir melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, atas bantuan biaya dari dua kakaknya.

Setelah lulus dari Gontor, ia melanjutkan kuliah di Universitas Al-Irsyad Surakarta dengan mengambil jurusan Dakwah.

Jauh sebelum dikenal sebagai mubalig, ia sudah aktif di berbagai organisasi Islam.

Tahun 1956, ia aktif sebagai sekretaris tingkat kecamatan dalam Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII).

Tahun 1961, ia menjabat sebagai ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) ranting Pondok Pesantren Gontor.

Kemudian pada tahun 1966, ia menjadi ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) cabang Surakarta.

Ia juga pernah menjabat sebagai sekretaris umum Pemuda Al-Irsyad cabang Surakarta.

Berbagai pengalaman organisasinya telah banyak menempa pribadi Abu Bakar Ba'asyir dalam menghadapi dinamika kehidupan sosial maupun keagamaan.

Baca Juga: Nasihat Mengejutkan Abu Bakar Ba'asyir untuk Jokowi: Rakyat, Pemimpin, Kafir Harus Dinasehati!

Pada tahun 1967, bersama sahabat karibnya, Ustadz Abdullah Sungkar dan Ustadz Hasan Basri, ia mendirikan pemancar Radio Dakwah Islamiyah Al-Irsyad Broadcasting Commission.

Lalu pada tahun 1969, mereka mendirikan Radio Dakwah Islamiyah Surakarta (RADIS). Namun, pada tahun 1975, pemerintah melarang RADIS mengudara.

Meski demikian, radio bukanlah satu-satunya media dakwah. Setelah penutupan RADIS, Abu Bakar Ba'asyir kemudian mengalihkan fokusnya pada bidang pendidikan.

Atas inisiatif bersama sahabatnya, Ustadz Abdullah Sungkar, pada tahun 1972 mereka mendirikan Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki.

Saat itu, Ustadz Abdullah Sungkar menjabat sebagai ketua yayasan, sedangkan Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dipercaya sebagai pimpinan pesantren.

Lebih lanjut, Abu Bakar Ba'asyir pernah dikaitkan dengan sejumlah jaringan radikal, salah satunyaa adalah Jemaah Islamiyah (JI).

Load More