- Abu Bakar Ba’asyir adalah ulama pendiri Pesantren Al-Mukmin Ngruki
- Setelah bebas dari penjara, Ba’asyir mulai melunak dan mengaku mendukung pemerintahan Indonesia
- Pertemuan dengan Jokowi di Solo menjadi simbol silaturahmi sekaligus menyampaikan nasihat agar mengamalkan hukum Islam dengan baik.
Suara.com - Nama Abu Bakar Ba’asyir kembali menjadi sorotan publik setelah ia baru saja menemui Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi di kediamannya di Solo pada Senin (29/9/2025).
Pertemuan singkat tersebut berlangsung sekitar 20 menit dan disebut sebagai kunjungan silaturahmi serta pemberian nasihat.
Lalu, siapa sebenarnya Abu Bakar Ba’asyir? Berikut profil, sejarah keterkaitannya dengan jaringan radikal, hingga pengakuannya untuk bergabung dengan pemerintah Indonesia.
Profil Abu Bakar Ba’asyir
Abu Bakar Ba’asyir lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 17 Agustus 1938. Ia dikenal sebagai seorang ulama dengan gaya dakwah keras dan pemikiran Islam konservatif.
Pada tahun 1970-an, Ba’asyir mendirikan Pesantren Al-Mukmin Ngruki di Sukoharjo, Jawa Tengah bersama Abdullah Sungkar. Pesantren ini kemudian sering disebut-sebut sebagai tempat yang melahirkan generasi tokoh Islam garis keras di Indonesia.
Hubungan dengan Jaringan Radikal
Abu Bakar Ba’asyir pernah dikaitkan dengan Jemaah Islamiyah (JI), sebuah organisasi yang dianggap sebagai jaringan teroris di Asia Tenggara.
Meski kerap membantah keterlibatan langsung, namanya selalu disebut dalam sejumlah kasus besar, termasuk Bom Bali 2002.
Baca Juga: Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, Pertemuan Rahasia di Solo Terungkap
Ia beberapa kali ditangkap aparat dan dijatuhi hukuman terkait tindak pidana terorisme. Pada 2011, Ba’asyir divonis 15 tahun penjara karena terbukti mendanai pelatihan militer kelompok teroris di Aceh.
Namun, ia dibebaskan pada Januari 2021 setelah menjalani sekitar 10 tahun masa tahanan dengan alasan kesehatan dan usia lanjut.
Bergabung dengan Pemerintah Indonesia
Menariknya, dalam beberapa pernyataan setelah bebas, Abu Bakar Ba’asyir mengaku mulai melunak dan bersedia mendukung pemerintahan Indonesia.
Ia menyebut bahwa Islam mengajarkan ketaatan pada pemimpin yang sah selama tidak memerintahkan kemungkaran.
Pernyataan itu menjadi titik balik yang mengejutkan, mengingat Ba’asyir sebelumnya dikenal menolak sistem demokrasi dan menuntut penerapan syariat Islam secara total.
Berita Terkait
-
Detik-detik Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir, hingga Diberi Wejangan Tegas
-
Jokowi Kaget Bukan Main, Abu Bakar Ba'asyir Tiba-tiba Muncul di Rumahnya, Minta Terapkan Hukum Islam
-
Fahmi Bo Sakit Apa? Ini Profil dan Kondisi Terbarunya
-
Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Rumahnya Dijadikan Tempat Kebaktian, Apa Agama Krisna Mukti?
- Tak Cuma di Indonesia, Ijazah Gibran Jadi 'Gunjingan' Diaspora di Sydney: Banyak yang Membicarakan
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Tak Ada Damai, Penggugat Ijazah Gibran, Subhan Palal Beri Syarat Mutlak: Mundur dari Jabatan Wapres!
-
Dari OB dan Tukang Ojek Jadi Raja Properti, 2 Pemuda Ini Bikin Prabowo Hormat, Cuan Rp150 M Setahun!
-
Masa Depan PPP Suram? Pengamat: Di Mata Rakyat 'Mengurus Partai Saja Tidak Becus'
-
Hadapi Dinamika TKD, Mendagri Tekankan Pentingnya Efisiensi hingga Inovasi Daerah
-
Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
-
Viral Lagi Pengakuan Lawas Gibran, Dulu Nganggur Tapi Main Game Pakai Joki
-
Muktamar X PPP Ricuh dan Saling Klaim Jadi Ketum, Pakar: Partai Tua Tapi Belum Dewasa
-
PPP Punya 2 Ketum, Menteri Yusril 'Angkat Tangan': Pemerintah Takkan Campur Tangan!
-
Kudeta di Muktamar PPP? Begini Kronologi Kubu Agus Suparmanto Naik Takhta Usai Mardiono Walk Out
-
Bawa-bawa Ayat Allah, PKS Sebut Ekonomi Kerakyatan Prabowo Sejalan dengan Al-Qur'an