Lifestyle / Komunitas
Rabu, 01 Oktober 2025 | 15:21 WIB
Bangunan musala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025). [ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nz]

“Ini saya tanyakan izin-izinnya mana, tapi ternyata nggak ada. Tadi ngecor lantai tiga, karena konstruksinya tidak standar, jadi akhirnya roboh,” tutur Bupati Sidoarjo.

Lebih lanjut, ia kembali menyoroti perihal banyaknya pesantren yang lebih mengutamakan pembangunan dulu daripada izin pendirian.

“Jadi banyak pondok itu kadang bangun masjid, pondok, kadang dia tidak mengurus IMB nya dulu, langsung bangun. Baru selesai, izin-izin ini baru selesai termasuk IMB ini harus dilakukan dulu, agar konstruksinya sesuai standar,” paparnya.

3. Permohonan maaf dari pengasuh ponpes

Pasca kejadian naas yang menimpa salah satu ponpes di Sidoarjo, pihak pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, KH Abdus Salam Mujib telah mengungkapkan permintaan maaf pada para korban.

Ia menyampaikan permohonan tersebut di hadapan wali santri. Lebih lanjut pengasuh ponpes tersebut menyatakan kalau kejadian naas ini sudah menjadi takdir Tuhan.

“Ya saya kira ini takdir dari Allah, jadi semuanya harus bisa bersabar. Dan mudah-mudahan juga diganti oleh Allah yang lebih baik,” tuturnya saat ditemui awak media.

Ia juga menambahkan pernyataan bahwa duka yang terjadi saat ini, terkait korban ambruknya musala akan membuahkan pahala.

“Diberi pahala yang sangat-sangat, apa ya, nggak bisa mengutarakan dan mudah-mudahan dibalas kebaikan oleh Allah SWT yang lebih dari musibah ini,” jelasnya.

Baca Juga: Detik-detik Evakuasi Korban Musala Roboh di Al Khoziny, Viral Dialog Pilu Tim SAR dengan Santri

4. Penopang cor kurang kuat

Kejadian naas runtuhnya bangunan musala yang menyebabkan korban luka dan meninggal dunia, diduga karena penopang cornya. Pengasuh ponpes menyebut bahwa saat kejadian masih proses pengecoran akhir di area dek atas.

“Sepertinya penopang cor itu tidak kuat. Jadi seperti menopang ke bawah. Ini pengecoran yang terakhir saja, itu jebol. Ya hanya itu. Sudah lama kurang lebih 9 sampai 10 bulan,” ucapnya.

5. Korban luka dan meninggal dunia

Personel tim pencarian dan pertolongan gabungan sudah dikerahkan sebanyak ratusan personel untuk evakuasi korban.

Hingga kabar ini diturunkan telah tercatat 26 orang menjalani rawat inap, 70 orang bisa pulang, 1 orang dirujuk ke rumah sakit Mojokerto, 3 orang meninggal dunia dan 6 orang masih bertahan pada salah satu segmen reruntuhan.

Load More