News / Nasional
Rabu, 01 Oktober 2025 | 08:31 WIB
Tragedi runtuhnya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. (Dok. BNPB)
Baca 10 detik
  • Musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo ambruk saat renovasi lantai 5, menyebabkan korban jiwa dan puluhan santri luka-luka.

  • Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mendesak pemerintah pusat dan daerah segera bergerak cepat menangani insiden tersebut.

  • Evakuasi masih berlangsung dengan melibatkan Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan, meski terkendala beratnya material bangunan.

Suara.com - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, meminta pemerintah untuk segera bergerak cepat dalam penanganan insiden ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. 

Musibah ini, yang terjadi pada Selasa, 30 September 2025, telah menelan sejumlah korban jiwa dan menyebabkan puluhan santri luka-luka.

"Kita sudah koordinasi dengan pihak pemerintah untuk bergerak membantu dan juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan mudah-mudahan kejadian ini cepat diatasi," ujar Dasco di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Dasco menyampaikan keprihatinannya yang mendalam atas musibah tersebut. Ia berharap peristiwa serupa tidak terulang di masa mendatang, dengan dukungan mitigasi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan setempat. 

"Mudah-mudahan kejadian ini cepat diatasi dan tidak terulang lagi di tempat-tempat yang lain," harapnya.

Musala Pondok Pesantren Al Khoziny yang ambruk berada di Desa Buduran, Sidoarjo. Peristiwa ini menimbulkan kepanikan hebat di lokasi, dengan suara reruntuhan yang begitu keras hingga sempat dikira gempa bumi oleh warga sekitar.

Bangunan yang roboh merupakan musala asrama santri putra yang tengah dalam tahap renovasi. Dugaan awal penyebab ambruknya adalah kegagalan struktur bangunan untuk menahan beban proses pembangunan lantai 5.

Saat ini, ratusan aparat gabungan dari Basarnas, BPBD Jawa Timur, TNI, Polri, serta relawan masih terus berjibaku di lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi.

Kendala utama yang dihadapi tim evakuasi adalah beratnya material bangunan yang menumpuk di titik utama reruntuhan.

Baca Juga: Tragedi Musala Ambruk di Sidoarjo, 38 Santri Terkubur Reruntuhan: Akankah Berhasil Diselamatkan?

Tag

Load More