Suara.com - Anggota TNI akan mulai menggunakan seragam baru pada perayaan HUT ke-80 TNI pada hari Sabtu (5/10/2025).
Menurut Wakil Panglima Jenderal Tandyo Budi Revita, Pakaian Dinas Lapangan (PDL) baru anggota TNI ini merupakan arahan langsung dari panglima TNI.
Seragam PDL terbaru ini memiliki motif yang berbeda dengan motif lama yang sudah digunakan sejak tahun 1982, yaitu Loreng Malvinas.
Tandyo menyebutkan bahwa motif baru ini akan membuat penyamaran, khususnya saat penugasan di hutan atau medan tertentu jadi lebih efektif.
Perbedaan Seragam TNI Baru dan Lama
Seragam lama yang menggunakan Loreng Malvinas selama puluhan tahun dikenal memiliki pola loreng dengan blok warna cukup besar, hijau tentara (army), cokelat tua, dan krem/kuning keputihan. Pola tersebut cukup kontras di beberapa medan dan cenderung bergaya klasik.
Seragam baru PDL TNI yang akan dipakai per 5 Oktober 2025 membawa sejumlah perubahan signifikan seperti berikut.
- Warna & nada dasar: Seragam baru hadir dalam warna hijau anggur sebagai dasar, lebih cerah dibanding warna hijau tua klasik. Kemeja dan celana PDL baru mengusung warna ini sebagai latar loreng.
- Motif loreng lebih kecil dan lebih banyak blok warna: Daripada blok besar, motif baru menggunakan blok-blok kecil yang membaur lebih halus. Dalam desainnya, loreng baru memadukan hijau terang, hijau zaitun, kombinasi cokelat tua dan cokelat muda, serta krem yang lebih ringan.
- Efek penyamaran lebih tinggi: Karena ukuran blok lebih kecil dan gradasi warna lebih halus, seragam baru diklaim lebih efektif untuk menyamarkan prajurit, khususnya di hutan dan vegetasi lebat. Tandyo menyebut bahwa pola baru akan “lebih tersamar” ketika berada di medan alam.
- Penetapan resmi & waktu penerapan: Motif baru diresmikan lewat Keputusan Panglima TNI (Keppang) tertanggal 27 September 2025. Sejak keputusan itu, persiapan pemakaian sudah digelar, dan seluruh matra (AD, AL, AU) akan menggunakan seragam baru secara serentak pada acara HUT TNI di Monas.
Dengan kata lain, seragam baru ini bukan sekadar pergantian estetika, tetapi adaptasi taktik agar prajurit tidak mudah terlihat dan tetap terintegrasi dengan lingkungan permukaan alami.
Jenis-Jenis Motif Loreng
Baca Juga: HUT ke-80 TNI di Monas, Keluarga Pahlawan Nasional Akan Hadir Meriahkan Perayaan
Untuk memahami pergeseran ini lebih jauh, mari lihat jenis motif loreng dalam konteks militer (terutama TNI):
- Loreng Malvinas / DPM klasik
Inilah pola loreng yang sudah lama digunakan TNI: blok-blok besar dan tegas, dengan kombinasi hijau gelap, cokelat tua, dan krem. Efektif pada zamannya, tetapi dengan vegetasi yang semakin kompleks, efektivitas penyamaran di beberapa medan mulai berkurang. - Loreng kecil / pola modulasi blok
Di motif baru, ukuran blok dibuat lebih kecil agar lebih fleksibel terhadap variasi latar alam. Dengan lebih banyak gradasi, transisi dari satu warna ke warna lain menjadi halus. - Loreng gradasi warna lebih banyak
Motif baru mencakup tidak hanya dua atau tiga warna dominan, melainkan kombinasi beberapa nada hijau, beberapa nada cokelat, dan krem terang, menciptakan efek “blur” ketika dilihat dari jarak jauh. - Fungsionalitas taktis
Selain estetika, motif loreng sekarang dirancang agar bekerja optimal dalam kondisi cahaya, vegetasi, dan bayangan alam. Dengan ukuran pola yang kecil, terang, dan warna yang lebih adaptif, seragam menjadi alat strategi penyamaran itu sendiri.
Pergeseran ini sesungguhnya terjadi di banyak angkatan bersenjata di dunia: dari loreng besar ke pola mikro-loreng atau pola digital/modern agar lebih tahan terhadap identifikasi musuh.
Rencana Acara Perayaan HUT TNI di Monas
Puncak perayaan HUT ke-80 TNI akan digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada 5 Oktober 2025. Dalam upacara tahunan itu, seragam PDL baru akan diperagakan secara resmi oleh seluruh prajurit dari tiga matra (Angkatan Darat, Laut, Udara).
Acara akan meliputi defile pasukan gabungan, parade alutsista (alat utama sistem persenjataan), serta atraksi militer yang menampilkan kemampuan TNI di berbagai bidang.
Tema yang diusung dalam perayaan kali ini adalah “TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju”, mencerminkan visi bahwa TNI tidak hanya sebagai alat pertahanan, melainkan bagian dari kekayaan rakyat dan bangsa.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Skincare Harlette Cocok untuk Kulit Apa? Ini 5 Rekomendasi Produk Terlarisnya di Shopee
-
Promo Superindo Hari Ini 4 Oktober 2025: Oktofest Food Festival Diskon Gila!
-
Ramalan Zodiak 4 Oktober 2025: Peluang Finansial dan Asmara Sagitarius hingga Virgo
-
Lebih dari Sekadar Kopi: Eksplorasi Rasa dan Gaya Hidup di Cafe Brasserie Expo 2025
-
5 Pesantren Modern Terbaik di Indonesia Beserta Estimasi Biaya Masuknya
-
5 Rekomendasi Serum Bulu Mata Terbaik agar Lentik, Pernah Coba?
-
Apakah PPPK Paruh Waktu Boleh Mengundurkan Diri? Simak Aturan dan Konsekuensinya
-
5 Rekomendasi Serum Niacinamide untuk Mencerahkan Wajah Mulai Rp30 Ribuan
-
5 Shio Paling Beruntung di Oktober 2025, Karier hingga Asmara Mulus
-
Terpopuler: Ranking Kampus Gibran di Dunia Terungkap, Pemilik Akun Bjorka Dibekuk Polisi