Lifestyle / Komunitas
Selasa, 21 Oktober 2025 | 13:06 WIB
Indonesia's Best Sustainability Initiatives dan Sustainability Warriors 2025. (dok. MIX)
Baca 10 detik
  • Tahun ini, 50% partisipan Indonesia’s Best Corporate Sustainability Initiatives 2025 mengusung program CSR bergenre Cause Promotion dan Social Marketing yang fokus pada perubahan perilaku masyarakat.

  • Majalah MIX MarComm menilai kampanye dengan engagement index tertinggi sebagai bentuk nyata efektivitas gerakan perubahan sosial.

  • Pergeseran tren ini menandai babak baru CSR: dari sekadar bantuan finansial menuju upaya membentuk perilaku dan pola pikir yang lebih berkelanjutan.

Suara.com - Dalam satu dekade terakhir, wajah tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia mulai bergeser. Bila dulu aktivitas CSR identik dengan donasi, beasiswa, atau bantuan langsung bagi masyarakat, kini banyak perusahaan memilih pendekatan yang lebih strategis: mengubah perilaku masyarakat agar lebih peduli, berdaya, dan berkelanjutan.

Fenomena ini terlihat jelas dalam penyelenggaraan Indonesia’s Best Corporate Sustainability Initiatives 2025 yang digelar oleh Majalah MIX MarComm. Tahun ini, tema besar yang diangkat adalah tentang kontribusi korporasi terhadap upaya perubahan perilaku masyarakat menuju arah yang lebih baik.

Menurut data, sebanyak 50 persen partisipan yang mengikuti ajang penghargaan tahun ini mengusung inisiatif CSR bergenre Cause Promotion dan Social Marketing—dua pendekatan yang sama-sama bertujuan mendorong perubahan perilaku masyarakat di berbagai bidang, mulai dari lingkungan, sosial, ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.

“Untuk mengukur efektivitas kampanye perubahan perilaku, kami menggandeng Ivosights dengan Ripple10 Digital Listening Tools. Kami ingin melihat sejauh mana kampanye tersebut menjangkau publik dan membangun keterlibatan,” ujar Lis Hendriani, Pemimpin Majalah MIX MarComm.

Lis menjelaskan, kampanye dengan tingkat engagement tertinggi dinilai berhasil karena mampu menumbuhkan gerakan perubahan nyata di masyarakat.

“Kami percaya, keberlanjutan tidak hanya soal memberi, tapi juga soal menginspirasi perubahan perilaku,” tambahnya.

CSR Tak Lagi Soal Amal, tapi Soal Dampak Perilaku

Dalam ajang tahunan yang sudah memasuki dekade ke-10 ini, MIX MarComm tidak hanya menyoroti angka dan nominal bantuan. Fokus utamanya kini adalah bagaimana program CSR mampu mengubah cara pandang dan kebiasaan masyarakat terhadap isu tertentu.

Pendekatan Cause Promotion berfokus pada peningkatan kesadaran publik terhadap isu sosial dan lingkungan. Sementara Social Marketing melangkah lebih jauh—tidak hanya mengajak, tapi memastikan perubahan perilaku benar-benar terjadi melalui strategi komunikasi dan intervensi yang terukur.

Baca Juga: Prabowo Minta Bos Danantara Rampingkan Perusahaan BUMN Hanya Jadi 200

Misalnya, kampanye pengurangan sampah plastik, gaya hidup sehat, atau dukungan terhadap pendidikan perempuan di daerah terpencil.

“Di sini, perusahaan berperan sebagai katalis perubahan, bukan sekadar penyumbang dana,” kata Lis.

Ajang yang Mengukur Dampak dan Akuntabilitas

Proses seleksi program dilakukan melalui tiga tahap penjurian, mulai dari evaluasi dokumen, wawancara daring dengan dewan juri, hingga finalisasi penilaian. Kriteria yang digunakan meliputi konsep program, potensi Social Return on Investment (SROI), roadmap pelaksanaan, serta kontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Untuk kategori individu dan tim, penilaian juga menyoroti visi jangka panjang, soliditas tim, serta keterlibatan multistakeholder.

Lis menjelaskan, hasil penjurian diklasifikasikan ke dalam empat tingkat predikat: Excellent, Very Good, Good, dan Moderate. Hanya program dengan tiga kategori tertinggi yang berhak menerima penghargaan.

Load More