Suara.com - Halloween dirayakan di berbagai negara, termasuk juga Arab Saudi. Perayaan yang pernah viral di Arab Saudi itu menjadi pembahasan yang menghebohkan terutama di kalangan Islam. Arab Saudi dipandang sebagai sebuah negara yang dikenal sebagai pusat dunia Islam, sehingga banyak yang mempertanyakan bagaimana sebenarnya hukum merayakan Halloween menurut pandangan Islam?
Menurut ulama karismatik Buya Yahya, Halloween bukanlah tradisi umat Islam dan tidak sepatutnya diikuti. Buya juga mengingatkan agar umat Islam tidak tergesa-gesa menilai bahwa seluruh masyarakat atau ulama di Arab Saudi mendukung perayaan tersebut. Sebab, bisa jadi hal itu hanyalah kebijakan pemerintah yang tidak mewakili pandangan seluruh rakyat.
Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa dalam beragama, umat Islam tidak seharusnya mengikuti kebijakan suatu negara, melainkan harus berpegang teguh pada syariat Allah Swt. dan sunnah Rasulullah Saw. Buya juga mendoakan agar umat Islam yang terlanjur ikut merayakan Halloween mendapat hidayah dan kesadaran.
Pandangan Islam tentang Menyerupai Kaum Lain
Dalam Islam, terdapat prinsip yang jelas terkait larangan menyerupai kaum non-Muslim dalam hal ibadah atau simbol keagamaan. Rasulullah Saw. bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Hadis ini menegaskan bahwa umat Islam hendaknya menjaga identitasnya dan tidak meniru ritual, simbol, atau tradisi yang berasal dari ajaran lain. Dalam penjelasan para ulama seperti Ali al-Qari dan Al-Alaqami, siapa pun yang menyerupai kaum fasik atau kafir dalam hal busana, perayaan, atau perilaku tertentu, maka ia bisa termasuk bagian dari mereka dalam hal dosa maupun pahala.
Nah, Halloween sejatinya berasal dari festival kuno bangsa Celtic bernama Samhain di wilayah Irlandia, Inggris, dan Prancis Utara. Pada masa itu, masyarakat Pagan menyalakan api unggun dan mengenakan kostum untuk mengusir roh jahat yang dipercaya muncul setiap akhir musim panen.
Seiring waktu, perayaan ini mengalami perpaduan budaya dengan tradisi Kristen dan berkembang menjadi perayaan yang jatuh setiap tanggal 31 Oktober. Kini, Halloween identik dengan kegiatan trick-or-treat, pesta kostum, dan dekorasi labu berbentuk wajah seram.
Baca Juga: Halloween Semakin Dekat! Intip 3 Tema Kostum Rachel Vennya Tahun 2025
Walau banyak yang menganggapnya hanya sebagai hiburan, akar sejarah Halloween tetap lekat dengan ritual keagamaan non-Islam dan simbol-simbol paganisme. Karena itu, bagi umat Islam, penting untuk memahami nilai dan makna di balik sebuah perayaan sebelum ikut terlibat di dalamnya.
Karenanya, banyak ulama melarang umat Islam ikut merayakan Halloween. Para ulama juga memberikan rincian dalam Bughyah al-Mustarsyidin bahwa:
- Jika seseorang menyerupai kaum kafir dengan niat mencintai agama mereka atau mengikuti syiar kekufuran, maka ia bisa menjadi kafir.
- Jika hanya meniru tanpa niat seperti itu, sekadar untuk ikut tren atau hiburan, maka hukumnya berdosa, meski tidak sampai kafir.
- Jika kemiripan itu terjadi tanpa sengaja, maka hukumnya makruh.
Dengan demikian, mengenakan kostum Halloween atau ikut dalam pestanya bukan langsung berarti kufur, namun tetap termasuk perbuatan yang tidak patut bagi Muslim karena meniru kebiasaan non-Islam.
Islam tidak melarang umatnya untuk bergembira atau berekspresi dalam perayaan tertentu. Bahkan di Nusantara, umat Islam memiliki banyak tradisi yang luhur dan sarat nilai spiritual, seperti maulid Nabi, tingkepan, atau tradisi topeng muludan di Surabaya yang dahulu digelar dengan penuh suka cita untuk menyambut kelahiran Rasulullah Saw.
Namun, semua bentuk ekspresi tersebut tetap berakar pada nilai Islam dan bertujuan untuk mempererat ukhuwah, bukan meniru budaya asing yang tidak sejalan dengan akidah.
Oleh karena itu, umat Islam sebaiknya tidak ikut-ikutan merayakan Halloween, Valentine, atau perayaan Barat lainnya yang berpotensi mengikis nilai-nilai tauhid. Lebih baik energi dan kreativitas diarahkan untuk memperkuat tradisi Islam yang membawa keberkahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
7 Pilihan Sabun Muka Terbaik untuk Flek Hitam di Apotek, Harga Mulai Rp10 Ribuan Aja
-
55 Kartu Ucapan Natal 2025 dengan Desain Terbaru, Download Gratis Siap Diedit!
-
7 Sepatu Jalan Lokal Kembaran New Balance Ori, Harga Murah Kualitas Tak Perlu Diragukan
-
5 Alternatif Tempat Wisata Bali Viral selain Taman Wisata Luih, Hidden Gem yang Eksotik!
-
8 Manfaat Bangun Pagi untuk Kesehatan Mental, Produktivitas, dan Fokus Harian
-
7 Sepatu Running Lokal Rasa Premium dengan Max Cushion: Bantalan Nyaman, Lari Jadi Ringan
-
Toba Pulp Lestari Punya Siapa? Disorot Buntut Bencana Banjir dan Longsor Sumatera
-
Urutan Basic Skincare Pagi Menurut Dokter Tompi, Cuma Butuh 3 Langkah
-
6 Shio Paling Beruntung pada 19 Desember 2025, Rezeki Mengalir Deras
-
Bagaimana Awal Mula Ijazah Jokowi Dituduh Palsu?