Lifestyle / Komunitas
Rabu, 26 November 2025 | 12:38 WIB
Kelompok itu bernama Menanti Cerah dengan Lingkungan Mangrove (Merah Delima). (Dok. Ikhsan)
Baca 10 detik
    • Perempuan Tambakrejo membentuk komunitas Merah Delima untuk ikut menjaga pesisir dari rob dan abrasi lewat pembibitan dan olahan mangrove.
    • Mereka mengembangkan produk mangrove seperti keripik, brownies, dan pangsit hasil dari proses panjang belajar dan bereksperimen.
    • Merah Delima membuka ruang ekonomi dan pemberdayaan, membuat anggota merasa lebih mandiri, berdaya, dan punya peran nyata dalam merawat lingkungan.

“Adanya produk yang dihasilkan Merah Delima sedikit membantu tambahan ekonomi,” katanya, tersenyum kecil.

Baginya, komunitas ini adalah energi. Ruang yang membuatnya merasa berdaya.

Perubahan paling terasa justru datang dari anggota seperti Rohana. Ia dulu ibu rumah tangga. Kini, ia mengelola pesanan katering makanan dan camilan untuk komunitas.

“Yang saya rasakan sejak bergabung di Merah Delima, kegiatan ini bisa menambah pemasukan bagi ibu-ibu rumah tangga seperti saya, sekaligus mengurangi kebiasaan ngerumpi di rumah,” ujarnya.

Pekerjaan ini membuat hidupnya lebih bermakna. Ia tidak lagi sekadar menghabiskan waktu di dapur dan mengurus anak.

Ia belajar hal baru. Ia menghasilkan uang. Ia ikut merawat lingkungan yang selama ini ia lihat tenggelam sedikit demi sedikit.

Harga produk mereka terjangkau. Untuk keripik dan pangsit Rp18.000 per kemasan, brownies mulai Rp2.000 hingga Rp15.000. Tapi nilainya jauh lebih besar daripada angka di plastik kemasan.

Setiap pembelian adalah bukti bahwa perempuan pesisir bisa menciptakan ruang ekonomi sendiri. Meski kecil, tapi nyata.

Bagi Rahana, Sunarni, dan para perempuan Tambakrejo, Merah Delima bukan sekadar komunitas. Ia adalah rumah baru.

Baca Juga: Keren! Dosen Polines Ajak Petani Demak Bertani Pakai IoT, Wujud Nyata Program Diktisaintek Berdampak

Tempat mereka mengambil kembali kendali atas hidup, sambil menjaga pesisir dari ancaman yang makin sering datang bersama pasang.

--------------------------

Tulisan ini merupakan hasil bagian pelatihan dan kolaborasi dan dukungan oleh International Media Support (IMS)

Load More