Suara.com - Politisi Partai Demokrat, sekaligus Ketua Komisi VII DPR, Sutan Bhatoegana menyatakan dirinya tidak pernah memerintahkan anggota Komisi VII DPR, Tri Yulianto, menjadi perantara penyerahan uang dari terdakwa kasus dugaan suap SKK Migas, Rudi Rubiandini.
Hal itu dikatakan Sutan Bhatoegana saat menjadi saksi kasus SKK Migas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Sebelumnya diberitakan bahwa Sutan Bhatoegana menerima uang sebesar 200.000 dolar Amerika dari Rudi Rubiandini, saat masih menjabat Kepala SKK Migas. Uang itu diduga diserahkan Rudi Rubiandini ke Sutan Bhatoegana melalui perantara Tri Yulianto.
"Tidak pernah," kata Sutan Bhatoegana.
Meski demikian, Sutan Bhatoegana mengamini adanya pertemun dengan Rudi di Hotel Crown pada 25 Juli 2013 silam. Namun, jelas Sutan Bhatoegana, pertemuan itu adalah agenda buka puasa bersama antara Komisi VII dengan rekan kerja, yakni Kementerian ESDM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Indusri dan Teknologi.
"Termasuk Kepala SKK Migas ketemu dalam acara buka puasa bersama itu," ujar Sutan.
Pada bagian lain, Sutan Bhatoegana juga membantah bahwa dirinya pernah bertemu Deni Karmina, Direktur Utama PT Rajawali Swiber Cakrawala, yang juga teman sekolah Sekjen Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Deni Karmina disebut pernah geram kepada Rudi Rubiandini karena memenangkan PT Timas dalam proyek IDD Chevron untuk pengerjaan konstruksi terintegrasi instalasi bawah laut Gendalo-Gehem. Di PT Timas, Sutan Bhatoegana diduga menjabat sebagai komisaris.
"Tidak pernah," jawab Sutan Bhatoegana.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Detik-detik Mengerikan Transjakarta Hantam Deretan Kios di Jaktim: Sejumlah Pemotor Ikut Terseret!
-
Serukan Green Policy Lawan Krisis Ekologi, Rocky Gerung: Sejarah Selalu Berpihak ke Kaum Muda
-
Kunto Aji Soroti Kualitas Makanan Bergizi Gratis dari 2 Tempat Berbeda: Kok Timpang Gini?
-
Rekam Jejak Sri Mulyani Keras Kritik BJ Habibie, Kinerjanya Jadi Menteri Tak Sesuai Omongan?
-
Pajak Kendaraan di RI Lebih Mahal dari Malaysia, DPRD DKI Janji Evaluasi Aturan Progresif di Jakarta
-
Jalan Berlubang di Flyover Pancoran Makan Korban: ASN Terjatuh, Gigi Patah-Dahi Sobek
-
DPR Ingatkan Program Revitalisasi Sekolah Jangan Hanya Buat Gedung Mewah: Guru Juga Harus Sejahtera
-
Gibran Tak Lulus SMA? Said Didu Bongkar UTS Insearch Cuma 'Bimbel', Surat Kemendikbud Disorot
-
Ditinggal Jaksa di Tengah Gugatan Rp125 Triliun, Gibran Hadapi Sendiri Kasus Ijazah SMA-nya?
-
Geger Dugaan Skandal Terlarang Irjen KM, Terkuak Panggilan 'Papapz-Mamamz' Kompol Anggraini