Suara.com - Seorang analis penerbangan menduga, seluruh penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 dalam kondisi tidak sadar alias pingsan ketika pesawat tersebut hilang di atas Samudera Hindia.
Kepada MailOnline, analis yang tidak mau disebutkan namanya itu mengungkapkan, kondisi itu terjadi karena pesawat sempat mencapai ketinggian 43 ribu kaki.
“MH370 berada di ketinggian 43 ribu kaki selama 23 menit sebelum kemudian kembali menurunkan ketinggian. Oksigen akan habis hanya dalam waktu 12 menit karena atmosfer yang semaki menipis. Ini membuat para penumpang tidak sadarkan diri,’” ungkapnya.
Ketika tekanan udara menurun, lanjutnya, alat bantu pernafasan akan otomatis langsung jatuh di atas kepala penumpang. Namun, masker oksigen hanya bisa memberikan udara selama 5-10 menit.
Kepala penerbangan di Universitas Queensland, Ron Bishop mengatakan, tekanan udara yang turun di kabin yang membuat penumpang dan kru pingsan membuktikan bahwa pesawat itu terbang tanpa kendali dari pilot sebelum akhirnya kehabisan bahan bakar di sebelah selatan Samudera Hindia.
“Anda secara perlahan akan kehilangan kesadaran karena kehabisan oksigen, tetapi itu tidak mempengaruhi pesawat. Pesawat akan terus melaju hingga kehabisan bahan bakar,” ujar Ron.
Pesawat MH370 tetap terbang selama delapan jam setelah hilang dari radar. PM Malaysia Najib Razak mengatakan, MH370 berakhir di sebelah selatan Samudera Hindia. Pernyataan Najib itu berdasarkan data dari satelit Inggris, Inmarsat.
MH370 dengan rute Kuala Lumpur-Beijing hilang sejak Sabtu (8/3/2014) lalu. Pesawat itu membawa 227 penumpang dan 12 kru. Hilangnya MH370 merupakan yang terlama di sepanjang sejarah industri penerbangan modern. Pencarian pesawat itu melibatkan 26 negara. (Dailymail)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu