Suara.com - Bakal calon (balon) Presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) menganggap kasus pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Bus Transjakarta (BKTB) yang digunakan untuk kampanye hitam terhadap dirinya sebagai hal yang wajar.
"Biasa, dalam situasi seperti ini dipakai men-downgrade atau menurunkan tingkat. Itu biasa," kata Jokowi di Balakota, Jakarta, Senin (7/4/2014).
Namun, Jokowi pun membantah keras bila disangkutkan dirinya menjadi tersangka dalam kasus ini.
Apalagi, bila dalam kampanye hitam ini menyebut dirinya bisa dijadikan tersangka lantaran jabatannya selaku pemegang kewenangan dan kebijakan.
"Itu (masalah) penggunaan anggaran, harus ngerti mekanisme di pemerintah. Saya beri contoh, saya suruh kamu ke utara, kamu pengguna anggaran, tapi kamu nyemplung ke jurang gimana? Siapa yang salah? Yang nyuruh (saya) ke utara, tapi kamu (yang) nyemplung ke jurang," terang Jokowi.
Dia mengelak sebagai pemegang kebijakan dirinya tidak bisa mengurusi semua proses pengadaannya, bahkan hingga harus tahu secara mendetail setiap item yang dibeli.
"Ada 57 ribu item kegitan dan nggak mungkin saya awasi satu-satu. Tapi, kalau Kebijakan di Jakarta jelas dong kebijakannya di Gubernur," tuturnya.
Meski demikian, Jokowi tidak membantah bila dirinya memang mengesahkan proyek pengadaan lewat persetujuan yang ditandatangi dirinya.
"Tandatangan ke APBD-nya iya dong," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Agung menetapkan dua PNS Pemda Jakarta sebagai tersangka pengadaan bus Transjakarta dan BKTB.
Kejagung mencurigai adanya penyalahgunaan dalam kegiatan Pengadaan armada bus Transjakarta senilai Rp 1 triliun dan Pengadaan BKTB senilai Rp 500 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!