Suara.com - Suasana politik di Pemilu 2014 terbilang berbeda dibandingkan sebelum-sebelumnya. Di hajatan demokrasi tahun ini diwarnai dengan serang-menyerang lawan politik yang dibungkus dengan bahasa puitis.
Ada yang menyukai, ada pula yang tak menyukai. Yang menyukai mengatakan ini budaya baru yang baik dalam berpolitik di Indonesia, sedangkan yang tak suka mengatakan cara seperti itu super lebay.
Menurut dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Achmad Mubarok, sesungguhnya ada pelajaran penting yang dapat dipetik dari perang puisi menjelang Pemilu Presiden 2014.
Menurut dia, serang-menyerang melalui puisi justru sangat bagus. Pasalnya, menurut dia, seni lebih tinggi kedudukannya daripada politik praktis.
“Orang yang serang-menyerang dengan puisi, itu menunjukkan sudah berbudaya tinggi,” kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini kepada suara.com, Rabu (23/4/2014).
“Tapi kalau orang serang-menyerang melalui caci maki, itu menggambarkan budayanya masih rendah,” Mubarok menambahkan.
Mubarok memuji Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang menggunakan puisi untuk menyampaikan kritik.
“Seperti Fadli Zon itu bagus,” katanya.
Menurut Mubarok, respon terhadap aksi Fadli Zon ada yang sportif, tapi ada juga yang tidak. Yang tidak sportif, katanya, berarti belum berbudaya tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau