News / Nasional
Kamis, 22 Mei 2014 | 12:03 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono (kiri). [Antara/Widodo S. Jusuf]

Suara.com - Indonesia akan meningkatkan kerja sama dengan Filipina, termasuk dalam menghadapi kejahatan transnasional, penyeludupan perdagangan, maupun pengembangan konektivitas, pengembangan sumber daya laut dan transportasi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  menegaskan hal itu dalam keterangan pers di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (22/5/2014) pagi, sebelum lepas landas menuju Manila.

Dikutip dari laman Setkab.go.id, SBY mengatakan, persahabatan dan kerja sama Indonesia dan Filipina penting. Kedua negara merupakan contoh negara demokrasi di kawasan, dan bisa menyelesaikan delimitasi batas maritim tanpa masalah.

"Kunjungan kenegaraan ini memiliki arti penting karena Filipina adalah mitra dan sahabat dekat Indonesia. Indonesia dan Filipina sama-sama anggota APEC dan organisasi internasional lainnya. Kita sama-sama jadi contoh champions of democracy di kawasan, sama-sama memerangi kejahatan transnasional," ujar Presiden SBY yang melakukan kunjungan kenegaraan hingga Sabtu (24/5/2014).

Neraca perdagangan kedua negara, kata SBY, surplus di pihak Indonesia dengan volume  total Rp4,5 triliun. Kunjungan wisatawan Filipina ke Indonesia mencapai 130 ribu orang, sedangkan wisatawan Indonesia ke Filipina 45 ribu. Terdapat pula 2.500 pelajar dan mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di Filipina.

Indonesia, lanjut SBY, juga berkontribusi dalam pencapaian perdamaian di Filipina selatan, serta sama-sama memerangi kejahatan transnasional, dan bekerja sama dalam Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Phillipines East Asia Growth Area (BIMP-EAGA).

SBY mengatakan peningkatan hubungan kedua negara menjadi tujuan utama kunjungan kali ini. Selain merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Presiden Filipina Aquino, juga akan ada penandatanganan kesepakatan zona ekonomi eksklusif kedua negara yang telah dibicarakan sejak 1994.

"Kita juga melakukan negoisiasi, ZEE, landas kontinen sejak 1994, alhamdulillah setelah 20 tahun bisa dirampungkan, kedua negara bisa selesaikan masalah batas maritim ini," pungkas SBY.

Load More