Suara.com - Darurat militer di Thailand ditanggapi beragam para petinggi negara tersebut. Kekacauan politik negeri Gajah Putih tidak membuat semua pejabat dalam suasana mencekam.
Tengok yang terjadi pada putra mahkota kerajaan Thailand, Pangeran Maha Vajiralongkorn, 61 tahun. Putra mahkota yang memiliki reputasi suka gaya hidup mewah ini lolos dari hiruk pikuk kudeta militer. Ia bersama rombongan sekitar 30 orang mengungsi ke sebuah hotel bintang lima di pedesaan Hampshire, Inggris.
Seperti dikutip laman Telegraph, sang putra mahkota, pewaris tahta Raja Bhumibol Adulyade ini tengah berada di luar negeri saat kekacauan politik di Thailand yang berujung ke kudeta militer. Bersama rombongan, mereka mengambil alih sebagian sayap Hotel Tylney Hall di Desa Rotherwick.
Berapa biaya yang dikeluarkan putra mahkota untuk menyewa hotel tersebut? Untuk diketahui harga kamar di Hotel Tylney Hall mulai dari 250 poundsterling atau sekitar Rp4,8 juta hingga 530 poundsterling atau sekitar Rp10 juta perkamar. Hotel ini memiliki 112 kamar, dengan luas kebun 66 hektar, termasuk kawasan hutan dan danau.
Juru bicara hotel menolak memberikan keterangan soal kedatangan rombongan ini. "Kami tidak pernah membahas tamu kami dan tidak akan membuat komentar apapun soal ini," katanya.
Rombongan putra mahkota tiba seminggu lalu, dengan membawa kendaraan mewah dan truk berisi barang-barang pribadi mereka. Penjagaan cukup ketat. Setiap tamu yang datang dan pergi dimonitor dari segala arah. Sebuah tenda berdiri di halaman. Tak jauh dari tenda, sebuah mobil Mercedes plat nomor THAI 1.
Karyawan hotel saat dikonfirmasi membenarkan pangeran Thai tinggal di hotel tersebut dan meminta layanan sangat pribadi. "Mereka akan tinggal 10 hari," kata dia. (Telegraph)
Berita Terkait
-
Krisis Nepal Membara! Parlemen Hangus, Pemerintah Jatuh, Militer Ambil Alih
-
Tewaskan 4 Ribu Lebih Warga, Status Darurat Myanmar Diperpanjang 6 Bulan
-
Profil Presiden Burkina Faso Ibrahim Traore yang Dukung Kudeta Militer Niger
-
Konflik Myanmar: Berperang Melawan Militer Demi Demokrasi
-
Thailand Tolak Masuk Peserta Kontes Kecantikan yang Cela Junta Myanmar
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
Terkini
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi