Suara.com - Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Azis Mansur (Kyai Azis) meminta semua kader PKB mendukung penuh pasangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon wakil presiden Jusuf Kalla (JK) di Pemilu Presiden yang akan diselenggarakan pada 9 Juli 2014.
"Ini keputusan, saya minta Cak Imin (Muhaimin Iskandar), supaya PKB diajak dukung Jokowi," kata Kiai Azis saat memberikan sambutan di acara silaturahmi Nasional Alim Ulama PKB di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (3/6/2014).
Sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) itu menambahkan Cak Imin -- Ketua Umum PKB -- sudah memintanya untuk membuat keputusan menjelang Pemilu Presiden.
"Cak Imin bilang ke saya, Pak Kiai (Azis) keputusannya ketok palunya ada di Pak Kiai. Kalau begitu, saya tanggung jawab. Kalau saya keliru, saya nanggung dosa seluruh warga Indonesia. Karena itu, saya tidak diam, saya perhatikan," kata Kiai Azis.
Selanjutnya, pengasuh Pondok Pesantren Tarbiyatunnasyi'in, Pacul Gowang, Jombang, Jawa Timur, ini menceritakan alasan mendukung Jokowi - JK. JK, kata Kiai Azis, bukan orang baru di NU. Orangtua JK merupakan pengurus NU.
Sedangkan Jokowi, kata Kiai Azis, didukung karena tingkah lakunya yang baik.
"Pertama waktu dia datang ke pesantren, dia saya suruh 'silo' (duduk bersila), duduk lesehan. Ternyata luwes, wooh berarti ahli tahlil," kata Kiai Azis yang disambut tepuk tangan hadirin.
Pada waktu datang ke pesantren, Kiai Azis sempat menguji Jokowi dengan meminta membaca Kitab Kuning. Ternyata, kata dia, Jokowi bisa membacanya dengan baik. Kitab yang dibaca saat itu Jam`ul Jawami` Fi Ushulil Fiq, yang merupakan sumber pada fikih syariat Islam.
Selain watak Jokowi yang baik, tata krama yang ditunjukkan Jokowi dinilai khas orang NU.
"Di rumah saya, waktu jalan akan naik ke rumah lantai dua, saya minta dulu. Dia malah nyuruh saya duluan. Totok romo ini wateknya sopo? NU. Itu satu landasannya," kata dia.
Ketika itu, Kiai Azis juga meminta Jokowi menyampaikan sambutan kepada santri yang menunggunya.
"Saat Pak Jokowi 'dawuh' dia salawat, pakai 'sayidina', saya manteb. Ciri Nahdlatul, salawatnya diberi 'sayidina'. Dengan ucapan 'sayidina' saya manteb. Iso ini direstui," ujarnya.
Azis mengatakan pernyataannya kali ini bukan untuk memuji Jokowi.
"Bukan muji di mukanya, saya anggap Jokowi nggak ada ya. Ini saya katakan benar," kata Kiai Azis yang disambut tawa hadirin.
Kiai Azis melanjutkan cerita. Beberapa pekan yang lalu, ia diundang ke Jakarta untuk bertemu Cak Imin dan petinggi partai koalisi pendukung Jokowi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional