Suara.com - Pada segmen ketiga acara debat, pasangan capres dan cawapres mendapat pertanyaan tentang langkah yang akan dilakukan untuk menjadikan pemerintahan bersih efektif serta stabil, tapi mampu menghindarkan diri dari rongrongan partai yang telah mendukung dengan minta balas budi atau kemudian mendapatkan uang.
Masing-masing pasangan capres-cawapres mendapat waktu untuk menjawab selama empat menit.
Prabowo Subianto mengakui bahwa pertanyaan itulah yang menjadi inti masalah yang sedang dihadapi Indonesia sekarang.
“Tapi saya percaya, tidak ada pengikut yang jelek, hanya ada pemimpin yang jelek. Jadi apabila kita sebagai pemimpin tegas, meyakinkan para mitra kita, anggota kita bahwa kita bergabung dengan syarat tidak akan merongrong anggaran Negara, APBN, APBD, satu sen pun, ini adalah syarat saya kepada mitra saya,” kata Prabowo.
Prabowo mengatakan keyakinannya bahwa saat ini masih banyak kader partai yang baik dan patriot yang baik dan ingin menjadi bermanfaat bagi bangsa.
Prabowo mengatakan bahwa ia dan mitra koalisi pendukungnya sudah sepakat bahwa nanti tidak akan ada APBN dan APBD yang dikurangi untuk kepentingan pribadi dan golongan.
“Caranya untuk memenuhi kebutuhan demokrasi yang butuh biaya politik? Saya percaya ekonomi kita sangat besar, kekayaan kita besar. Kita harus wujudukan suasana masyarakat yang modern. Masyaraktlah yang sumbang ke partainya, ini strategi yang harus kita terapkan, kita minta anggota kita dukung perjuangan partai, itu salah satu strategi,” katanya.
Hatta Rajasa menekankan bahwa presiden sebagai pemegang mandat rakyat bertanggung jawab kepada rakyat, bukan kepada partai.
“Oleh sebab itu, jangan pernah tunduk kepada apa yang dimaui partai dalam koalisi. Oleh sebab itu, tegas jalankan pemerintahan sesuai visi misi yang dikembangkan sesuai pembangunan jangka panjang. Kedua, penting, yaitu kita jangan menempatkan pemilihan SDM, baik menteri maupun pejabat penting, itu didasarkan pada alokasi kepada partai. Ini harus tegas, jadi budaya,” kata Hatta.
Giliran Joko Widodo menjawab. Menurut Jokowi yang paling penting partai harus berani merombak. Kata Jokowi, sekarang ada pola rekrutmen baru di partai pendukungnya sehingga jelas siapa yang terbaik dan itulah yang diajukan.
“Seperti di partai kami, saya bukan ketua partai, tapi saya dijadikan calon presiden karena ada rekam jejak, dan menurut saya, ada prestasi,” kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, sejak awal PDI Perjuangan – partai pengusungnya -- sudah memulai konsep koalisi ramping dan mengedepankan kepentingan rakyat.
“Tidak banyak partai tidak apa-apa, tapi yang paling penting adalah nantinya dalam bekerja kita ingin mengedepankan kepentingan rakyat lebih dulu, bukan bagi-bagi menteri di depan, bukan bagi-bagi kursi di depan, bagi-bagi kue di depan, tapi yang penting adalah sejak awal kita sampaikan kita koalisi ramping untuk hindari bagi-bagi kursi,” katanya.
Dalam kampanye, kata Jokowi, koalisinya didukung masyarakat. Dukungan diberikan lewat rekening publik.
“Kami buka rekening gotong royong, sumbangan rakyat nanti diaudit oleh lembaga kredibel sehingga kami tidak bisa ditekan oleh siapapun. Kami punya rekam jejak untuk itu,” katanya.
Berita Terkait
-
Terungkap! Artis Cantik Ini Pernah Mau Dijodohkan dengan Prabowo, Kok Gagal Nikah?
-
Akhirnya Jadi Kenyataan! 10 Tahun Lalu Komeng Pernah Berkelakar Ingin Jadi Calon Anggota Dewan
-
Mantan Istri Prabowo Pamer Usai Nyoblos, Titiek Soeharto Beri Salam 2 Jari
-
Singgung Soal Moral, 15 Eks Pimpinan KPK Ingatkan Jokowi soal 'Konflik Kepentingan'
-
Dijadwalkan Dihadiri Jokowi, TNI-Polri Gelar Rapim Hari Ini, Bahas Pengamanan Pemilu 2024
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu