Suara.com - Ketua Umum PP GP Ansor, Nusron Wahid menegaskan bahwa Ansor sebagai jam'iyah atau organisasi bersifat netral, tapi anggotanya secara jamaah tidak netral, karena memilih pemimpin dalam pandangan NU adalah wajib.
"Kalau jamaah Ansor mendukung Cawapres Jusuf Kalla, saya kira wajar, karena beliau merupakan orang NU, beliau adalah Mustasyar (penasehat) PBNU. Kalau kiai-kiai memilih calon yang bukan NU berarti beliau lupa dengan sejarah NU," katanya di Surabaya, Rabu malam.
Dalam sambutan pada deklarasi "Gerakan Indonesia Mengaji" dengan tema "Revolusi Mental berbasis Ahlussunnah wal Jamaah" di GOR Pantjasila Surabaya yang dihadiri Jusuf Kalla itu, ia mengatakan dirinya juga tidak perlu bersikap non-aktif sebagai ketua umum.
"Buat apa non-aktif, saya 'kan bukan tim sukses, kalau saya mendukung Pak Jusuf Kalla, maka dukungan itu bersifat 'Ukhuwah Nahdliyyah'. Apalagi, kita hanya ngomong revolusi mental kok. Itu juga bukan hal baru, karena Ansor sudah lama melakukan revolusi mental, yakni pembenahan akhlak," katanya.
Pertimbangan lainnya, negara ini banyak masalah sehingga tidak boleh dipimpin oleh orang yang banyak masalah.
"Secara moralitas orang yang banyak masalah itu tidak berhak untuk memimpin," katanya.
Senada dengan itu, Ketua PW GP Ansor Jatim Tri Budi mengatakan Ansor itu ibarat anak kepada ayahandanya. "Kalau ayahanda datang dari jauh (Jakarta) untuk singgah ke rumah kita, tentu boleh," katanya.
Dalam sambutan di hadapan ribuan kader Ansor/Banser, Cawapres Jusuf Kalla mengaku memahami betul tradisi yang ada di NU, termasuk Ansor, karena dirinya semasa muda pernah aktif dalam Pandu Ansor.
"Saya juga tahu peran Ansor pada masa lalu yang berjuang melawan tantangan komunisme, tapi tantangan ke depan adalah bagaimana bangsa ini lebih maju, sejahtera dan dihargai," katanya.
Untuk menjawab tantangan masa kini, ia mengatakan perlu dua hal yakni kerja keras dengan ilmu pengetahuan.
"Negara yang maju butuh pemimpin yang jujur. Jika saya dan Jokowi terpilih akan saya kerahkan jiwa raga demi kesejahteraan rakyat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Nusron Wahid meyakini mayoritas warga NU akan memilih pasangan Jokowi-JK, karena ada kader NU di dalamnya (JK/Jusuf Kalla).
"Karena itu, saya tidak yakin kalau elektabilitas Jokowi-JK tidak bergerak naik bila dibandingkan dengan elektabilitas calon lain yang meningkat tajam, saya tidak yakin, karena di lapangan tidak seperti itu, kita lihat saja nanti," katanya.
Pilpres 2014 pada 9 Juli akan diikuti dua pasangan calon yakni pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu