Suara.com - Tindakan tim SWAT (pasukan khusus angkatan bersenjata) di Wisconsin yang melakukan penggerebekan narkoba memakan korban. Seorang bayi kini luka parah dan koma akibat ledakan granat yang dilemparkan oleh tim SWAT kedalam rumah mereka.
Alecia Phonsavanh kini tak mampu mengajak dirinya sendiri untuk melihat luka dalam yang terdapat pada dada anaknya. Luka itu terjadi akibat granat yang dilemparkan oleh tim SWAT. Namun melihat dukungan moral dan materil yang terus mengalir untuknya dan anaknya membuat Alecia kembali memiliki kekuatan dan harapan.
Bulan lalu, ibu empat anak ini sangat terkejut ketika tim SWAT menggerebek rumah saudara tirinya di Atlanta. Menurut laporan WSBTV sebuah saluran TV lokal, tim SWAT melakukan penggerebekan untuk mencari narkoba di kediamannya, namun mereka tak menemukannya. Saat itu tim elit tersebut melemparkan granat yang jatuh ke dalam tempat ayunan Bounkham, anak Phonesavanh yang baru berusia 19 bulan.
Bounkham, yang biasa dipanggil Bou Bou, menjadi korban ledakan tersebut. Saat itu Bou Bou mampu bertahan dari kebakaran yang ditimbulkan oleh laden granat. Namun Bou Bou menderita luka parah di dadanya. Kini bayi tersebut tengah koma. Sampai saat ini dokter belum mampu memberikan pernyataan, seberapa parah kerusakan otak yang dialami oleh Bou Bou.
Sejak kejadian mengerikan tersebut, Phonesavanh terus melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan kesadaran publik tentang kebrutalan polisi sekaligus menggalang dana untuk pengobatan putranKeluarga ini sebenarnya tinggal di Wisconsin, namun setelah rumah mereka rata dengan tanah akibat ledakan dan kebakaran yang terjadi, kini untuk sementara waktu mereka pindah ke Atlanta, ke rumah keluarga besar mereka.
Sampai Sabtu lalu (28/6/2014), keluarga ini berhasil mengumpulkan dana hingga 33 ribu dolar Amerika. Mereka berharap dana bisa mencapai 100 ribu dolar Amerika. Uang itu akan mereka pergunakan untuk membayar biaya rumah sakit dan pengeluaran lain yang muncul sejak mereka berpindah ke Atlanta.
Sampai hari ini, Phonesavanh mengaku masih sangat marah, karena ia merasakan tingginya tingkat kekerasan yang dilakukan oleh tim SWAT yang menurutnya sama sekali tak bisa dibenarkan.
Menurut cerita Phonesavanh, kejadian tersebut terjadi saat tim SWAT mencari “sedikit narkoba” yang mereka kira disimpan oleh suami dari sepupunya. Sepupunya tersebut tak tinggal bersamanya, dan pasangan tersebut juga tidak tinggal di rumah yang digerebek oleh tim SWAT tersebut.
Menurut Phonesavanh, banyak tanda yang jelas bahwa di rumah tersebut ada anak-anak. Phonesavanh mengatakan, mobil minivan mereka masih terparkir di halaman dan banyak mainan yang berserakan dihalaman belakang. Itu semua harusnya menjadi indikasi bahwa ada anak-anak didalam rumah, katanya.
Saat melakukan wawancara langsung dengan Huffington Post, Phonesavanh mengatakan, ia berharap apa yang ia ceritakan mampu membangkitkan kesadaran publik untuk melawan kekerasan brutal yang dilakukan oleh polisi. “Ini terjadi setiap hari kepada siapa saja,diperlakukan secara militer oleh polisi, dan tanpa henti,” katanya. “Siapa yang mengatakan bahwa hanya karena mereka (polisi) memahami hukum, lantas mereka bisa melanggarnya,” katanya lagi. (huffingtonpost)
Berita Terkait
-
Sunscreen Bayi Sebaiknya SPF Berapa? Cek Panduan Lengkap dan 6 Rekomendasi yang Aman
-
7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?
-
Jokowi Dukung Gelar Pahlawan, Gibran Puji-puji Jasa Soeharto Bapak Pembangunan
-
Polisi Temukan Serbuk Diduga Bahan Peledak di SMAN 72, Catatan Pelaku Turut Disita
-
Ledakan SMAN 72: Jejak TikTok Terduga Pelaku 8 Jam Sebelum Kejadian Ungkap Hal Mengejutkan!
-
Polisi Dalami Motif Ledakan SMAN 72, Dugaan Bullying hingga Paham Ekstrem Diselidiki
-
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Pimpinan KPK Melayat
-
Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Adalah Siswa Sendiri, Kapolri Ungkap Kondisinya
-
Kawanan Begal Pembacok Warga Baduy di Jakpus Masih Berkeliaran, Saksi dan CCTV Nihil, Kok Bisa?
-
Kabar Duka, Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia di Usia 72 Tahun
-
Lihat Rumahnya Porak-poranda Dijarah, Ahmad Sahroni Pilih Beri 'Amnesti': Kalau Balikin, Aman!