Suara.com - Sepasang kakek dan nenek terpaksa tinggal di pinggir jalanan Kota Bournemouth, Inggris. Padahal, sebagai pensiunan, mereka berdua seharusnya mendapat tunjangan tempat tinggal dari pemerintah.
Tidak disebutkan nama kakek berusia 84 tahun dan nenek berusia 75 tahun itu. Mereka tinggal di jalanan di kawasan Bournemouth. Baru-baru ini, mereka terlihat sedang mengantri sup di sebuah dapur umum kota.
Bagi negara maju seperti Inggris, kehadiran tunawisma di jalanan merupakan aib yang mencoreng wajah negara monarki tersebut. Pasalnya, Inggris merupakan salah satu negara yang paling memperhatikan kehidupan orang-orang yang tidak punya pekerjaan, juga lansia.
Hanya sedikit informasi yang diketahui soal kakek dan nenek malang itu. Kabarnya, sebelum hidup menggelandang, mereka menyewa sebuah kontrakan. Namun, karena ada perubahan sistem pembayaran pensiun, mereka tidak bisa membayar sewa rumah dan diusir.
Pensiun saat ini sudah dibayarkan melalui rekening elektronik. Namun, pasangan kakek dan nenek tersebut disebutkan tidak suka menggunakan kartu debit, kartu kredit, maupun internet banking. Akibatnya, mereka tidak lagi mendapat uang seperti biasanya dan terpaksa hidup di jalanan.
Seorang aktivis keagamaan terkejut saat melihat keduanya. Menurut Robin Richmond, sang aktivis, keduanya selama ini giat terlibat dalam organisasi relawan kemanusiaan. Namun, ketika mereka butuh bantuan, pemerintah tidak mengulurkan tangan bagi mereka.
Dewan Kota Bournemouth, ketika dikonfirmasi, mengaku sudah menawarkan akomodasi darurat pada keduanya. Tetapi, entah apa yang salah, pasangan kakek dan nenek itu justru menolak.
Namun, sejumlah pihak, termasuk aktivis dan pejabat pelayanan komunitas, menilai pemerintah kota harus lebih proaktif. Mereka harus mencarikan rumah yang layak bagi kakek dan nenek tersebut. (Mirror)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?
-
RUU Perampasan Aset Mesti Dibahas Hati-hati, Pakar: Jangan untuk Menakut-nakuti Rakyat!
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri