Suara.com - Pengamat Timur Tengah Hasibullah Satrawi menyatakan ideologi anti-NKRI bukan hanya datang dari paham "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS), tetapi juga ada pada kelompok transnasional lainnya.
"Secara kebangsaan, kita harus bangga karena ancaman transnasional seperti ISIS disikapi oleh banyak orang. Tetapi, sikap kepada ISIS ini jangan menjadi yang terakhir," katanya di Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Direktur Aliansi Indonesia Damai (AIDA) itu mengatakan sikap penolakan juga harus ditunjukkan kepada kelompok-kelompok atau ideologi yang anti-NKRI dan terkesan dibiarkan.
"Sebelum isu ISIS, di Indonesia sudah ada kelompok yang anti-NKRI dan mengusung kekhilafahan. Kelompok ini sudah lama ada di Indonesia dan juga rawan bagi NKRI," tuturnya.
Hasib mengatakan NKRI adalah sistem bernegara yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Para pendiri negara pun bukanlah orang-orang yang tidak mengerti agama, karena banyak ulama yang ikut andil dalam mendirikan negara ini.
"NKRI terbukti sebagai konsep ijtihad politik kebangsaan yang paling baik. Bandingkan saja dengan negara-negara di Timur Tengah. Di sana untuk mengganti satu presiden saja harus ada sekian ribu nyawa yang hilang," katanya.
Menurut Hasib, Indonesia dengan sistem NKRI pantas menjadi kiblat demokrasi di dunia Islam karena telah terjadi proses pematangan demokrasi yang luar biasa.
"Satu-satunya negara yang mungkin menjadi kiblat demokrasi dunia Islam adalah Indonesia. Mesir saja mau berguru soal demokrasi ke Indonesia," tuturnya.
Mesir bersama Ukraina merupakan negara yang pertama memperjuangkan pengakuan atas Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam Sidang Dewan Keamanan PBB pada Januari-Februari 1946.
"Selama ini yang diperhitungkan sebagai negara paling demokrasi di dunia Islam adalah Turki dan Iran, tapi Turki tidak mungkin menjadi model, karena negara itu sekuler. Iran juga tidak mungkin karena Syiah," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional