Suara.com - Baru-baru ini santer beredar isu yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat adalah dalang di balik pembentukan organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Amerika Serikat (AS) menolak dan membantah tudingan tersebut mentah-mentah.
Beberapa pekan belakangan, muncul isu di kalangan pengguna media sosial soal siapa sebenarnya ISIS itu. Sebuah gambar berisi kutipan buku mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton yang disebut-sebut dengan istilah "Password 360" beredar di media sosial. Dalam kutipan tersebut, perempuan yang merupakan istri mantan Presiden Bill Clinton itu mengakui bahwa ISIS merupakan bentukan AS.
Menanggapi tudingan tersebut, Kedutaan Besar AS di Beirut, Lebanon, angkat bicara. Lewat laman resmi Facebooknya, Kedubes AS membantah rumor itu.
"Semua anggapan yang menyebut AS mengakui keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebagai sesuatu selain organisasi teroris, atau punya peran dalam pembentukannya, adalah salah. Tuduhan yang beredar di Lebanon semata-mata hanyalah dibuat-buat," tulis mereka di laman Facebook tersebut.
Bak menuang bensin ke dalam api, pernyataan itu justru memperparah gelombang tudingan yang datang dari para pengguna Facebook lainnya. Salah satunya adalah pengguna Facebook yang memakai nama Patrick Seukunian.
"Rumor mengatakan bahwa Hillary Clinton menyebutkan informasi ini di buku terbarunya. Saya belum pernah membacanya, namun bisakan seseorang mengkonfirmasi atau membantah apa yang ia sebutkan?" tulis Patrick.
Pengguna Facebook lainnya, Majid Aslam, menyebut AS sebagai "otak" dari ISIS dengan tujuan menciptakan instabilitas di Timur Tengah dan negara-negara Islam.
Memang, sebenarnya tidak ada hal yang disebut "Password 360" itu. Dalam buku terbarunya, Hard Choices, dan wawancara-wawancara selanjutnya, Hillary Clinton mengatakan bahwa kegagalan AS membantu pemberontak Suriah untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al Assad, berujung pada terbentuknya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kegagalan untuk membantu membentuk pasukan pejuang tangguh dari orang-orang yang awalnya adalah demonstran pelawan Assad - mereka adalah kelompok Islam, mereka juga dari kalangan sekuler, atau kelompok lainnya - kegagalan untuk melakukan itu menciptakan kevakuman, yang kini diisi oleh para pejuang jihad," kata Hillary seperti dikutip The Atlantic. (News.com.au)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional