Suara.com - Saksi dari tim hukum Prabowo Subianto-Hatta Rajasa asal Papua, Novela Nawipa, mengaku tidak pernah mendapatkan ancaman apapun usai menjadi saksi di sidang sengketa Pilpres 2014 di Mahkamah Konstitusi.
"Sampai saat ini saya tidak merasa diintimidasi, tidak. Saya tidak merasa saya di bawah tekanan, tidak. dan (ancaman) tidak," ujar Novela kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary 4-B, Jakarta Pusat, Minggu (17/8/2014).
Novela mengatakan ketika ia memberikan keterangan di MK, ia menceritakan apa adanya. Yang ia permasalahkan bukan hasil pilpres, melainkan cara sosialisasi KPU di kampungnya.
"Pribadi saya merasa bahwa sudah cukup. Cukuplah, cukup. Kalau selama ini yang kami lihat proses dan tahapan itu ada, kok di kami tidak ada," kata Novela.
Novela menegaskan ia hanya memberikan keterangan dari apa yang ia ketahui di lapangan saja.
"Jadi saya tidak bicara dalam skup lain-lain, saya tetap berada, dimana kampung saya berada. Kok tidak ada tahapan itu. Kami tidak persoalkan hasil, angkanya. Kami tidak persoalkan itu," kata Novela.
Untuk pemilu ke depan, Novela berharap KPU melakukan sosialisasi dengan benar.
"Mungkin dalam waktu yang akan datang, kami mau supaya harus ada tahapan itu, dan jangan sistem noken itu sebagai salah satu alat untuk memperalat kami, tidak usah," kata dia.
Novela merupakan saksi mandat TPS di Kampung Awaputu, Kabupaten Paniai, Papua. Di persidangan MK ia mengatakan tidak ada pencoblosan pada saat itu. Novela menjelaskan, pada saat pencoblosan, hanya ada dirinya dan sejumlah warga di TPS tempat dia seharusnya bertugas. Namun, ia tidak mendapati satu pun anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) ataupun logistik pemilu di TPS tempat ia bertugas.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi