Suara.com - Pengamat Politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Hariyadi, memprediksi kekuasaan Muhaimin Iskandar untuk menahkodai Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin kuat jika pada muktamar nanti terpilih menjadi ketua umum lagi.
"Ambisi Muhaimin Iskandar maju lagi menjadi Ketua Umum PKB pada Muktamar di Surabaya nanti, bisa merugikan PKB lima tahun ke depan. Muhaimin akan semakin otoriter karena kekuasaannya semakin kuat," ujarnya di Surabaya, Jatim, Senin (25/8/2014).
Ia mengemukakan, selama ini tokoh sentral PKB adalah Muhaimin, dan ibaratnya pemilik modal dari PKB itu adalah Muhaimin.
"Kalau ini terus dibiarkan bisa membahayakan partai lima tahun ke depan," ucapnya.
Ia mengemukakan, Muhaimin bila masih memimpin, bisa muncul sikap otoriter dan Muhaimin bisa melakukan apa saja terhadap orang orang yang tidak dikehendaki.
"Orang-orang yang tidak dikehendaki akan disingkirkan. Muhaimin akan mencari orang yang mau mengabdi pada Muhaimin, tapi tidak lagi pada kiai," tukasnya.
DPP PKB, menurut Hariyadi, selama dipegang Muhaimin Iskandar banyak kemajuan, namun karena ini tidak bisa terlepas dari posisinya sebagai menteri di kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurutnya, sebagai menteri sedikit banyak material partai juga banyak dibantu. Padahal, di era nanti pemerintahan berubah, apalagi setelah Presiden terpilih Jokowi menyatakan bahwa menteri harus melepaskan jabatan sebagai orang partai politik.
"Kalau dia jadi menteri, tentu diuntungkan PKB. Tapi, bila tidak maka PKB bisa dirugikan bila masih saja menjadikan Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar," tuturnya.
Oleh karena itu, kata Hariyadi, pernyataan para kiai yang tidak mendukung Muhaimin Iskandar maju lagi, merupakan peringatan keras bagi Muhaimin.
"Pernyataan para kiai itu, tidak bisa dianggap remeh. Meski para kiai sendiri selama ini peranannya sangat tidak signifikan di tingkat struktural," tegas dia. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
Terkini
-
Geger Surat Perjanjian MBG di Sleman hingga Blora: Jika Anak Keracunan, Ortu Wajib Diam!
-
Borok MBG Tercium Dunia! Media Asing Sorot Ribuan Anak Indonesia Tumbang Keracunan
-
Fakta-fakta Oknum Polisi Terlibat Jaringan Narkoba, Pernah Tuduh Kapolres Korupsi
-
115 Rumah di Tangerang Direnovasi, Menteri PKP Ara: Keluarganya Juga Harus Diberdayakan
-
Ketua DPD RI Tegaskan Perjuangan Ekologis Sebagai Martabat Bangsa di Hari Keadilan Ekologis Sedunia
-
Klaim Turunkan Kemacetan Jalan TB Simatupang, Pramono Pastikan GT Fatmawati 2 Gratis hingga Oktober
-
Mendagri Ajak KAHMI Jadi Motor Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045
-
Fakta-fakta Yuda Prawira yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Pohon Aren
-
Presiden Trump Patok Rp1,6 Miliar untuk Biaya Visa Pekerja Khusus, Ini Alasannya
-
Sebulan 3 Kali Kecelakaan, Pramono Bakal Evaluasi Transjakarta