Suara.com - Seorang anggota kelompok militan Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) mengakui kalau aksi brutal mereka memenggal tiga orang, dua warga Amerika dan seorang Inggris, sebagai upaya mengirimkan tantangan kepada kedua negara itu bertempur melawan ISIS.
Abu Antaar, bekas bankir yang mengaku sebagai warga Inggris dalam komunikasi via email dengan televisi Rusia mengkonfirmasi kabar tersebu langsung.
“Kami ingin Amerika dan Inggris bertempur langsung melawan kami,” tantangnya.
Abu Antaar yang mengaku memimpi satu batalion, sekitar seribu orang pasukan ISIS di Suriah itu juga mengaku tak peduli kalau passportnya dicabut.
Dia memang sengaja meninggal profesin lamanya di London hanya untuk berjuang dengan ISIS dengan upah 200 poundsterling, atau sekitar Rp3,8 juta sebulan
“Saya benci demokrasi dan bosan memanjakan diri dengan kekayaan,” seru Abu Antaar.
Dia juga sudah menyatakan siap untuk berperang dan berhadap hadapan langsung dengan pasukan Inggris.
“Sekarang Inggris adalah musuh saya, tapi itu bukan keputusan saya untuk menyerang mereka, melainkan pemimpin kami yang memutuskan kapan dan bagaimana,” terangnya.
“Tapi saya sudah siap,” tambahnya lagi.
Presiden Barack Obama memastikan, tentara Amerika di Irak tidak akan ikut bertempur dalam perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kendati menyatakan siap memimpin koalisi anti ISIS.
Pernyataan Obama itu sekaligus membantah keterangan salah satu petinggi militer yang menyatakan penasihat militer Amerika akan bergabung dengan tentara Irak dalam perang melawan ISIS.
“Tentara Amerika yang ditempatkan di Irak tidak akan ikut dalam misi peperangan,” lata Obama di hadapan tentara Amerika di markas komando di Florida, Rabu (17/9/2014) waktu setempat. (Dailystar)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO