Suara.com - Pihak Amerika Serikat (AS) pada Jumat (3/10/2014), mengatakan bahwa merupakan langkah "prematur" untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara baru.
Seperti diberitakan, sebelumnya pada hari yang sama, Swedia secara resmi siap mengakui Palestina, sambil mengatakan bahwa langkah tersebut ditujukan sebagai bagian dari solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.
"Kami berpendapat bahwa pengakuan internasional untuk negara Palestina adalah hal yang prematur," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki, kepada para wartawan yang bertanya soal keputusan Swedia.
"Kami memang mendukung kemerdekaan Palestina. Namun, hal itu hanya bisa diraih melalui jalan perundingan, penyelesaian persoalan status, dan pengakuan mutual dari kedua pihak," kata Psaki, sebagaimana dikutip AFP.
Menurut Psaki, Israel dan Palestina harus menjadi pihak yang "sepakat dengan syarat-syarat bagaimana mereka hidup berdampingan di masa depan sebagai dua negara."
Dalam perhitungan AFP, sejauh ini ada setidaknya 112 negara yang mengakui negara Palestina. Selain Swedia, negara anggota Uni Eropa (UE) lainnya yang mengakui Palestina adalah Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Hungaria, Malta, Polandia, serta Rumania.
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Swedia, Stefan Loefven, dalam acara pelantikan jabatan di hadapan parlemen mengatakan bahwa "solusi dua negara memerlukan pengakuan mutual dan niat baik untuk hidup berdampingan secara damai."
"Pengakuan terhadap Palestina harus dilakukan dengan menghormati 'tuntutan wajar dari warga Palestina dan Israel terkait hak mereka untuk menentukan nasib sendiri dan hidup secara aman'," kata Loefven.
Pada tahun 2012 lalu, Swedia memilih untuk menyetujui status Palestina sebagai peninjau di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mayoritas negara anggota PBB pada saat itu menjatuhkan pilihan yang sama, meski AS menentangnya.
Pengakuan Swedia pada Jumat ini sendiri bertepatan dengan dimulainya hari libur Yahudi, Yom Kippur. Sehubungan dengan itu, pemerintahan Israel belum bisa dimintai keterangan mengenainya. [Antara/AFP]
Berita Terkait
-
5 Potret Miss Palestina dengan Gaun Bergambar Al-Aqsa, Bikin Dunia Terpukau
-
Legislator PKB Beri Peringatan Keras ke Prabowo: Awas Jebakan Israel di Misi Pasukan Perdamaian Gaza
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Daftar 39 Negara yang Sudah Lolos ke Piala Dunia 2026, Banyak Kejutan
-
Impor Minyak dari AS Dimulai Desember, Pertamina Bakal Diizinkan Beli Tanpa Lelang?
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Pramono Sebut Pengangguran Jakarta Turun 6 Persen, Beberkan Sektor Penyelamat Ibu Kota
-
Selidiki Kasus BPKH, KPK Ungkap Fasilitas Jemaah Haji Tak Sesuai dengan Biayanya
-
Ada Terdakwa Perkara Tata Kelola Minyak Mentah Pertamina Tersandung Kasus Petral, Ada Riza Chalid?
-
Skandal Korupsi Ekspor POME: Kejagung Periksa 40 Saksi, Pejabat dan Swasta Dibidik
-
Polisi Ungkap Alasan Roy Suryo Cs Dicekal: Bukan karena Risiko Kabur, Tapi...
-
Misteri Diare Massal Hostel Canggu: 6 Turis Asing Tumbang, 1 Tewas Mengenaskan
-
Lapor ke Mana Pun Tak Direspons, Kisah Wanita Korban Eksibisionisme yang Ditolong Damkar Benhil
-
Brasil Minta Duit Miliaran Dolar Buat Jaga Hutan, tapi Izin Tambang Jalan Terus
-
Korupsi Tax Amnesty: Kejagung Sebut Periksa Sejumlah Nama Sebelum Pencekalan, Termasuk Bos Djarum?
-
Anggaran Bantuan Hukum Warga Miskin di Jember Mengalami Penurunan