Suara.com - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan mengeksekusi mati anggotanya sendiri di Kota Al-Bukamal, Suriah. Keduanya dieksekusi atas tuduhan pengintaian dan penggelapan.
Menurut laporan Badan Pengawas Hak Asasi Manusia di Suriah, militan pertama dieksekusi karena "menjadi bandit dan merampok uang orang Muslim". Sementera itu, militan kedua dieksekusi karena "bersekongkol dengan rezim dan memasang chip elektronik pelacak kepada para pejuang Mujahidin".
Chip elektronik dimaksud adalah alat yang berfungsi melacak keberadaan lokasi pejuang ISIS, sehingga memudahkan pasukan udara lawan menggempur targetnya.
Memang, banyak beredar kabar bahwa keduanya dieksekusi mati dengan cara dipenggal. Namun laporan tersebut masih belum dapat dipastikan kebenarannya. Sebab, selama ini ISIS lebih sering menyalibkan orang yang mereka vonis mati.
Menurut pengamat gerakan ekstrimisme di Quillian Foundation, Charlie Winter, kabar soal ISIS yang mengeksekusi mati anggotanya ini bukan hal baru.
"ISIS diketahui biasa menyalibkan mereka yang mencoba memberontak. Mereka tak ragu membunuh siapapun yang melanggar interpretasi mereka terhadap hukum Syariah, misalnya riba atau penggelapan," kata Charlie.
"Para jihadis punya kebijakan anti korupsi yang ketat, artinya selama mereka bisa mendapat keuntungan secara finansial dengan menarik biaya transaksi bank dan mengklaim presentase pemasukan bulanan setiap orang, mereka tidak memeras orang seperti yang dilakukan beberapa kelompok sekuler di masa lampau," lanjut Charlie.
Berita soal eksekusi tersebut muncul saat Pusat Studi Radikalisasi di King's College di London melakukan pengamatan terhadap akun-akun media sosial para jihadis. Dari situ, mereka juga menemukan fakta bahwa 24 rekrutan ISIS dari Inggris telah meninggal dunia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
Terkini
-
Gatot Nurmantyo: Ancaman Terbesar Prabowo Bukan dari Luar, tapi Pembusukan dari Dalam
-
Jakarta Diprediksi Berawan Hingga Hujan Ringan Hari Ini, Cek Titik Lokasinya
-
Pangan Ilegal dan Ancaman Kesehatan Jelang Nataru, Apa yang Harus Kita Ketahui?
-
Waka BGN: Tidak Ada Paksaan Anak Libur Ambil MBG di Sekolah
-
10 Jalan Tol Paling Rawan Kecelakaan, Belajar dari Tragedi Maut di Tol Krapyak
-
Arief Rosyid Dukung Penuh Bahlil: Era Senior Atur Golkar Sudah Berakhir
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
BNI Salurkan Bantuan Pendidikan dan Trauma Healing bagi Anak-Anak Terdampak Bencana di Aceh