Suara.com - Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, turut berkomentar soal ditombaknya Kebo (Kerbau) Bule Pusaka Surakarta hingga akhirnya mati pada Selasa (4/11/2014) malam.
Hendrawan yang ikut di Tim Budaya Jawa Tengah-Yogyakarta yang didirikan era Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto dan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, mengatakan bahwa penombakan itu bisa dimaknai bahwa masyarakat sudah tidak tahu makna simbolik dari Kebo Bule Pusaka tersebut.
"Artinya, masyarakat tidak tahu lagi apa makna simbolik dari Kebo Bule," kata Hendrawan, saat dihubungi wartawan di DPR, Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Menurut profesor dari Universitas Satya Wacana, Salatiga, ini dalam ilmu ekonomi, sesuatu akan dipertahankan apabila memiliki fungsi bagi kehidupan. Hal itu juga harusnya dapat diterapkan dalam kebudayaan.
Sehubungan dengan itu pula, menurut Hendrawan, revolusi mental yang menjadi program utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus dijabarkan dalam langkah konkret.
"Kita harus merevitalisasi kearifan lokal menjadi fungsional," katanya.
Seperti diberitakan, Kebo Bule Kiai Bagong mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (4/11) di usia 66 tahun, sekitar pukul 19.00 WIB, di kandangnya di wilayah Solobaru, Desa Gedangan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Kerbau itu mati setelah leher sisi kanan dan perutnya terluka oleh tusukan senjata tajam sejenis tombak yang diduga mengandung racun.
Selama ini, Kebo Bule dikenal sebagai salah satu pusaka Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Tewasnya Kiai Bagong pun mengurangi jumlah koleksi Kebo Bule keraton dari 12 ekor menjadi 11 ekor. Kebo Bule biasanya menjadi bagian dari tradisi kirab 1 Sura, sejak perpindahan Keraton Kartasura Hadiningrat ke Keraton Surakarta Hadiningrat pada tahun 1745 silam. [Bagus Santosa]
Berita Terkait
-
Mengenal Negerikami, Langkah Kreatif Menyuarakan Budaya Indonesia ke Dunia
-
Profil dan Pendidikan Gusti Purbaya, Kukuhkan Diri sebagai Raja Baru Keraton Solo di Usia 22 Tahun
-
Pemprov Sumut Dorong Ulos Mendunia, Masuk Daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO
-
Dari Mal Hingga Taman Kota: 5 Transformasi Ruang Urban untuk Lestarikan Budaya
-
5 Fakta Unik Keraton Solo: Berdiri Sejak Kapan?
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu