Suara.com - Wakil Sekretaris Jenderal PPP versi Muktamar Surabaya, Syaiful Tamliha mengatakan belum bersikap tentang kesepakatan damai Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang salah satunya hendak merevisi Undang-undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3).
Menurutnya, PPP akan menunggu hasil rapat 'dewa' yang diikuti oleh elit KMP dan KIH sore ini, Selasa (11/11/2014). Namun, Tamliha tidak menerangkan lokasi rapat 'dewa' itu.
"Insya Allah sore atau siang nanti, ketum partai KIH dan pimpinan fraksi di DPR RI akan melaksanakan rapat KIH, yang kalau disebut rapat para dewa. Kami akan menunggu hasil," kata Tamliha, di DPR, Jakarta.
Dalam isi kesepakatan KMP-KIH kemarin, DPR akan mengubah UU MD3 pada pasal pimpinan alat kelengkapan dewan.
Nantinya, wakil komisi dan alat kelengkapan dewan akan ditambah satu orang. KIH akan mendapatkan 21 kursi pimpinan untuk ditempatkan pada 11 Komisi dan 5 badan di DPR.
Dia menerangkan, PPP masih tergabung dalam poros KIH yang mendukung pemerintah. Hal itu sesuai dengan Surat Keputusan KemenkumHAM yang memutuskan PPP yang sah adalah hasil Muktamar VIII di Surabaya.
Secara prinsip, tambah Tamliha, tidak ada salahnya UU MD3 direvisi. Sebab, UU MD3 bukanlah kitab suci yang tidak bisa diubah.
"DPR punya kewenangan untuk itu. Oleh karena itu yang paling mendesak adalah semuanya, KIH dan KMP, menyetorkan nama-nama yang akan duduk di badan legislatif (Baleg)," paparnya.
Dia menambahkan, meski ada keputusan Pengadilan Tata Usaha Negera (PTUN), Fraksi PPP tetap berada di belakang Romi. Dia mengklaim, PPP versi Romi inilah yang masih tetap sah.
"Kita kan yang terdaftar di Kemenkumham adalah PPP-nya Mas Romi. Tapi yang jelas fraksi yang dibuat Mas Romi itu ditandatangani sebelum putusan PTUN. Jadi kamilah yang sah," terangnya.
Tag
Berita Terkait
-
Komisi III Kritik Usulan Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa DPR: Absennya Pemaknaan Negara Hukum
-
DPR Usul Ada Dirjen Longsor sampai Banjir di Kementrian Bencana
-
Pengamat Soal Viral Video Zulhas: Bagus Kalau DPR Mengklarifikasinya
-
Kritik Komite Reformasi Polri Soal Isu Kapolri Ditunjukkan Langsung, Boni Hargens: Sesat Pikir
-
Pengamat: Usulan Kapolri Dipilih Langsung Presiden Masuk Akal, DPR Justru Ganggu Check and Balances
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Pemprov Sumut Sediakan Internet Gratis di Sekolah
-
Bantuan Tahap III Kementan Peduli Siap Diberangkatkan untuk Korban Bencana Sumatra
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal
-
Program MBG Bikin Ibu di Lumajang Kantongi Ratusan Ribu, Ekonomi Lokal Melesat
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis