Suara.com - Sidang kasus dugaan seksual di Jakarta International School (JIS) Kamis (4/12/2014) sore menjadi momen buruk bagi Zainal Abidin. Sebelum sidang dimulai, salah satu terdakwa ini berteriak-teriak ketakutan. "Saya tidak mau disiksa, saya tidak mau disiksa, Saya tidak mau mati seperti Azwar."
Perilaku aneh tersebut tidak biasa terjadi selama 18 sidang kasus ini sebelumnya. Patra M. Zen, kuasa hukum pekerja kebersihan JIS mengungkapkan, ketakutan Zainal tersebut muncul setelah dirinya melihat wajah beberapa orang polisi yang berpakaian preman sebelum sidang berlangsung.
"Ada trauma luar biasa yang dialami Zainal begitu melihat polisi yang pernah menyidiknya muncul di sidang. Peristiwa masa lalu yang penuh horor saat penyidikan membuat Zainal sangat ketakutan," jelas Patra dalam keterangan tertulis yang diterima suara.com, Jumat (5/12/2014).
Sidang ke 19 kasus kekerasan seksual di JIS berbeda dibandingkan sidang-sidang sebelumnya. Sejak pukul 10 pagi sebanyak 8 pria berpakaian putih hitam sudah berkumpul di depan ruang sidang kasus JIS. Setelah ditelusuri oleh para wartawa, mereka merupakan mantan penyidik dalam kasus JIS di Polda Metro Jaya.
Para penyidik tersebut hanya hilir mudik sepanjang persidangan tertutup berlangsung. Sampai sore hari mereka juga tetap sabar menunggu jalannya sidang, tetap dengan formasi 8 orang berpakaian hitam-putih.
"Kehadiran polisi berpakaian preman itu untuk bikin psywar agar para terdakwa yang akan saling bersaksi takut. Zainal Abidin akhirnya merasa seperti diteror, tapi terdakwa lain tidak terpengaruh aksi polisi tersebut," imbuh Patra.
Menurut Patra, polisi memiliki kepentingan dalam sidang kali ini. Pasalnya para terdakwa hampir dipastikan akan mengungkap berbagai peristiwa saat di penyidikan. Apalagi seluruh terdakwa telah mencabut keterangan dalam BAP polisi. Pencabutan berkas tersebut dilakukan lantaran para terdakwa merasa di intimidasi dan dipaksa untuk mengakui perbuatan yang tidak mereka lakukan dengan kekerasan.
"Sangat tidak mungkin akan keluar ungkapan ketakutan begitu rupa dari Zainal jika di kepolisian prosesnya berjalan benar. Kasus ini benar-benar rekayasa dan tidak ada satu bukti pun yang memperkuat cerita polisi dan laporan Pipit Kroonen," tegas Patra.
Setelah 18 kali sidang, dugaan kekerasaan seksual dalam kasus ini semakin kabur. Sesuai dengan keterangan saksi-saksi dan fakta-fakta medis yang disampaikan selama 18 kali sidang, dugaan kasus ini sebuah rekayasa sangat kuat. Dr Oktavinda Safitri dari RSCM dalam kesaksiannya mengatakan, hasil visum RSCM tidak menemukan adanya bukti kekerasan sesual di anus MAK.
Hal yang sama juga ditegaskan oleh Dr Narrain Punjabi dari SOS Medika. Sebagai pihak yang pertama kali memeriksa MAK terkait kasus ini pada 22 Maret 2014, Dr Narrain memastikan bahwa MAK tidak menderita penyakit seksual menular. Hal ini bertolak belakang dengan keterangan di BAP Jaksa terhadap para terdakwa yang dinyatakan menderita herpes simplex (HSV2).
Tag
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
Terkini
-
Kader PSI Berharap Bapak J Adalah Jokowi, Tapi Menkum Bocorkan Inisial JE
-
Adian Napitupulu 'Sentil' Proyek Whoosh: Bongkar Biaya Bengkak, Siapa yang Negosiasi Awal?
-
Profil Kimi Onoda, Menteri Termuda di Kabinet Jepang yang Jadi Sorotan
-
Dedi Mulyadi 'Semprot' Pabrik Aqua: Singgung Kecelakaan Maut dan Dugaan Manipulasi Pajak Air
-
Fakta Baru Pesta Seks Gay di Hotel Surabaya: Ada ASN, Guru hingga Mahasiswa!
-
Menteri Mukhtarudin: Bangun Ekosistem Terpadu untuk Pekerja Migran Indonesia
-
Tragedi Cemburu di Kolong Jembatan, Manusia Silver Tikam Pria karena Istri Siri
-
Sultan Dorong Sinergi Kepala Daerah dan Menkeu Atasi Isu TKD Mengendap di Bank
-
Rocky Gerung Sebut Duet Prabowo-Gibran Tidak Akan Lanjut di Pilpres 2029, Nama Ini yang Berpeluang?
-
Ketua MPR Pastikan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto 'Mulus' Tanpa Ada Hambatan