Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendatangkan 13 alat berat ke lokasi longsor Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk mempercepat proses evakuasi.
"Evakuasi yang sekarang hanya dilakukan secara manual karena belum tembus jalannya. Sembari dilakukan secara manual, kita datangkan 13 alat di antaranya ekskavator dan dozer," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di lokasi longsor, Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Minggu (14/12/2014).
Menurut dia, alat berat tersebut akan dioperasikan dua arah, yakni dari Banjarmangu dan Karangkobar guna menyingkirkan material longsoran yang menimbun ruas jalan Banjarnegara-Karangkobar sepanjang 500 meter.
Bahkan, kata dia, di ruas jalan itu ada jembatan yang tertimbun lebih dari 10 meter.
Ia mengharapkan ruas jalan tersebut dapat dibuka dalam waktu lima hari sehingga ekskavator dapat menjangkau lokasi longsor guna mempercepat proses evakuasi.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa adanya kode etik dalam proses evakuasi sehingga kegiatan tersebut akan dilakukan oleh Badan "Search and Rescue" Nasional (Basarnas) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Lebih lanjut, Basuki mengatakan bahwa berdasarkan peta rawan bencana yang ditunjukkan oleh Tim Geologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, wilayah Banjarnegara merupakan daerah paling rawan di wilayah eks Keresidenan Banyumas.
"Baik dalam struktur geologinya maupun lapisan tanahnya. Itu semua merah dalam peta rawan bencana," katanya.
Terkait hal itu, dia mengatakan bahwa perlu dilakukan tiga hal untuk memperlambat longsorannya.
"Pertama, kita lihat topografi, morfologi, dan bentang alamnya. Yang kedua, pola dan cara tanam masyarakat serta jenis tanaman yang diberdayakan oleh masyarakat. Kemudian yang ketiga, intensitas hujan," katanya.
Ia mengatakan jika intensitas hujannya tinggi, potensi longsornya akan tinggi. Oleh karena itu, kata dia, perlu adanya sistem peringatan dini dan sosialisasi harus dilakukan secara intensif.
"Tidak mungkin kita mengevakuasi begitu saja. Mereka kehidupannya di sini, kampung halamannya di sini, tetapi tidak rentan bahaya," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf