Suara.com - Kamis (1/1/2014) kemarin adalah hari kelima pencarian pesawat dan penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Lokasinya sudah teridentifikasi dan sejumlah penumpang telah ditemukan. Saat ini, tim pencari yang dikoordinir Basarnas masih bekerja keras untuk menemukan badan pesawat serta semua penumpang serta awaknya.
Sampai sekarang, cuaca buruk masih menjadi salah satu penghambat terbesar proses pencarian yang sangat menantang itu.
Berikut ini adalah cerita bagaimana Basarnas dan tim pencari gabungan melakukan penelusuran sejak pertama kali pesawat itu hilang kontak dengan menara pengawas, Minggu (28/12/2014).
Setelah Basarnas mendapat laporan pesawat hilang kontak, Minggu siang, tim langsung bergerak ke lokasi terakhir kali pesawat tersebut terdeteksi, yaitu di perairan Belitung di koordinat 03.22.46 Lintang Selatan (LS) dan 108.50.07 Bujur Timur (BT).
Saat itu, Basarnas menerjunkan tujuh armada kapal dari berbagai daerah di Indonesia. Wartawan suara.com ikut kapal KN 224, yang berangkat dari dermaga Kalijabat, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pukul 15.00 WIB.
Lima belas jam perjalanan
Perjalanan terasa sangat panjang, lebih dari 15 jam berada di tengah lautan. Di kapal itu ada sekitar 22 wartawan. Ombaknya kuat sekali sampai hampir semua jurnalis mabuk laut.
Bahkan, salah satu anggota Basarnas Special Group juga mengaku mulas. "Intinya ga ada yang bisa ngalahin alam. Intinya-tuh makan jangan sampai lupa," katanya.
Wartawan yang ikut rombongan ini umumnya tanpa persiapan perbekalan untuk menginap. Sebab, mereka ditugaskan secara mendadak oleh kantor masing-masing untuk ikut serta dalam tim pencari.
Pencarian dimulai
Senin (29/12/2014) pukul 04.00 WIB kapal memasuki perairan Belitung Timur. Tim langsung bekerja.
Kapten KN 224 Ahmad menginstrusikan kepada seluruh BSG untuk memeriksa semacam tumpahan minyak di tengah laut. Saat itu, ada dugaan itu adalah avtur pesawat AirAsia. Tapi, ternyata bukan.
Dari pagi hingga malam, tim pencari berkeliling. Tapi, mereka belum menemukan tanda-tanda pesawat AirAsia yang hilang.
Menjelang tengah malam, di tengah cuaca yang tak menentu, Kapten Ahmad pun memerintakan untuk merapat ke pelabuhan Manggar, Kabupaten Belitung Timur.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kasus Bupati Lampung Tengah, KPK: Bukti Lemahnya Rekrutmen Parpol
-
Era Baru Pengiriman MBG: Mobil Wajib di Luar Pagar, Sopir Tak Boleh Sembarangan
-
BGN Atur Ulang Jam Kerja Pengawasan MBG, Mobil Logistik Dilarang Masuk Halaman Sekolah
-
BGN Memperketat Syarat Sopir MBG Pasca Insiden Cilincing, SPPG Tak Patuh Bisa Diberhentikan
-
Bupati Kini Jadi 'Dirigen' Program MBG, Punya Kuasa Tutup Dapur Nakal
-
Program MBG Bikin Ibu di Lumajang Kantongi Ratusan Ribu, Ekonomi Lokal Melesat
-
Babak Penentuan Kasus Ijazah Palsu Jokowi, Polisi Gelar Perkara Khusus Senin Depan
-
Kebahagiaan Orangtua Siswa SMK di Nabire Berkat Program Pendidikan Gratis
-
Sosialisasi Program Pendidikan Gratis, SMK Negeri 2 Nabire Hadirkan Wali Murid
-
BMKG Rilis Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sejumlah Kota, dari Pekanbaru Hingga Banten