Suara.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan anak-anak yang baru beranjak besar atau ABG potensial untuk terseret menjadi pelaku pembegalan. Itu karena pengaruh lingkungan.
Data KPAI melansir beberapa aksi komplotan begal motor 2014-2015 dilakukan oleh anak-anak usia sekolah. Komisioner KPAI, Susanto mengatakan anak-anak dengan kondisi psikologis labil, rentan menjadi calon pembegal.
"Anak yang labil, potensial menjadi pembegal karena pengaruh lingkungannya. Teman sebayanya terbiasa melakukan kekerasan lalu karena diajak dia jadi ikut-ikutan melakukan begal," kata Susanto di Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Kemudian, lanjut dia, anak-anak yang terbiasa berpikir instan atau jangka pendek juga cenderung melakukan sesuatu yang melanggar hukum. Itu dilakukan demi memuaskan keinginannya.
"Mereka ingin mendapatkan motor dengan cara instan akhirnya melakukan pembegalan. Cara berpikir ini juga sangat dipengaruhi oleh pola pembelajaran yang dia terima di sekolah ataupun di keluarga," imbuhnya.
Maka itu orangtua harus lebih mengawasi pergaulan anak-anaknya. Sebab, pembegalan yang dilakukan oleh sekelompok pelaku biasanya tergabung dalam komunitas tertentu.
"Misalnya ikut-ikutan bolos karena temannya juga bolos. Ciri-ciri ini harus diwaspadai. Orangtua harus tahu dengan siapa anaknya bermain. Jika terbukti mengarah pada kelompok yang melakukan kekerasan sebaiknya orangtua memberi pemahaman yang baik agar ia tak lagi bergabung dengan kelompok tersebut," katanya lagi.
Terakhir, Susanto mengatakan bahwa anak yang terbiasa dengan tindakan kekerasan di lingkungannya akan sangat potensial untuk melakukan pembegalan.
"Kalau orangtuanya, teman-temannya melakukan kekerasan tentu anak akan mengimitasi tindakan tersebut. Seiring dengan penambahan usianya anak semakin liar jika terus menerus diberi asupan kekerasan. Bukan tidak mungkin dia menjadi pelaku pembegalan," pungkasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta