Suara.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kalimantan Timur Mukmin Faisyal mengancam memecat kader partai berlambang pohon beringin itu yang membelot ke kubu Agung Laksono.
"Berdasarkan perintah yang kami terima, DPD tingkat I diberi kewenangan untuk memecat kepada siapapun yang menyeberang, apalagi mengikuti rapat-rapat atau kasak-kusuk ke Jakarta mengurus SK (surat keputusan)," kata Mikmin Faisyal saat konferensi pers usai Rapat Pleno DPD I Partai Golkar Kaltim di Samarinda, Kamis (19/3/2015) malam.
Rapat pleno tersebut, kata Mukmin Faisyal, dihadiri delapan di antara 10 DPD II Partai Golkar di Kaltim.
"Rapat pleno ini dihadiri seluruh DPD II, kecuali dari Kutai Timur dan Kutai Barat. Ketua DPD II Kutai Timur itu adalah Mahyunadi, kemungkinan tidak hadir karena kakaknya (Mahyuddin, red.) yang sudah membelot dulu ke kubu Agung Laksono sementara dari Kutai Barat karena memang pada pemilu legislatif lalu hanya berhasil meraih satu kursi," kata Mukmin Faisyal.
Ia mengatakan pada rapat pleno yang berlangsung di rumah jabatan wakil gubernur, Kaltim tetap mendukung kepengurusan Aburizal Bakrie sebagai ketua umum Partai Golkar, sesuai hasil Munas Bali.
"Kami tegaskan bahwa DPD I dan seluruh DPD II Partai Golkar Kaltim, tetap berada di bawah kepengurusan Aburizal Bakrie yang sah secara konstitusional. Jadi, siapapun kader yang membelot akan dipecat dan itu sudah menjadi perintah DPP Partai Golkar," kata Mukmin Faisyal yang juga Wakil Gubernur Kaltim itu.
Ia mengaku memiliki sejumlah bukti termasuk foto dan dokumen terkait dengan sejumlah kader yang dianggap membelot tersebut, termasuk Adi Darma yang telah ditunjuk sebagai carateker DPD I Partai Golkar Kaltim dari kubu Agung Laksono.
Dia mengatakan Adi Darma akan dipecat dari kepengurusan Partai Golkar.
"Dipecat sebagai pengurus. Kalau sebagai kader itu menjadi kewenangan DPP berdasarkan pengajuan dari DPD I dan tentunya bersama bukti-bukti," kata Mukmin Faisyal. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO