Suara.com - Ruangan sempit seluas 5x5 cm menjadi saksi bisu perubahan kehidupan Rahf, remaja perempuan Suriah yang masa depannya direnggut perang saudara. Di kamar itu, masa remaja Rahf dihabiskan.
Pagi itu tak ada yang berubah, dingin dan berdebu. Kini Rahf tinggal di Kota Aleppo di pinggiran Suriah bersama orangtuanya. Di sana tidak selalu terjadi perang.
Rahf bangun pukul 09.00 pagi dan mandi. Dia merapihkan tikar di lantai yang dia pakai untuk tidur. Di kamar itu, juga ada peralatan komputer yang bisa dipakai untuk internet.
Kota Aleppo tidak selalu terjadi perang. Di sana hanya beberapa kali menjadi imbas perang Suriah sejak 2011. Perang menyebabkan harga koditas melonjak tajam. Bahkan sampai 6 kali lipat.
Sementara perang juga memaksa Rahf dan keluarganya untuk pindah dan tinggal di apartemen sewaan. Di sana mereka sudah empat tahun tinggal.
Perang juga memaksa Rahf berhenti kuliah. Kampusnya di Universitas Aleppo dibom dan hancur. Padahal dia termasuk mahasiswi pintar jurusan Teknik Elektro. Sekarang keluarga Rahf jatuh miskin.
"Masa depan saya dihancurkan (oleh perang). Di Suriah, jika Anda meninggalkan universitas selama dua tahun, Anda tidak akan diizinkan kembali. Tapi aku tidak pernah punya niat untuk kembali. Itu berbahaya untuk berjalan ke sekolah. Keluarga saya bisa menggunakan uang itu untuk bertahan hidup. Lebih baik untuk hidup," jelas dia.
Setelah melupakan mimpinya untuk menjadi sarjana elektro, Rahf hanya membantu ibunya menyelesaikan pekerjaan rumah. Seperti menyapu, mencuci, dan membersihkan apartemen.
"Kadang-kadang pergi belanja dengan ibu saya dan membeli (barang-barang penting)," jelas dia.
Hanya saja tidak setiap hari dia belanja. Sebab Tidak ada uang dan komuditas. Penduduk di sana bergantung dengan bantuan program pangan PBB.
Hidup dalam keterbatasan selalu menjadi penghalang. Bahkan listri sulit untuk ditemukan. Pada 17 April nanti, Rahf akan berusia 24 tahun. Dia berharap perang segera berakhir. (mig.me)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Tinggi Muka Air Laut di Pasar Ikan Jakut Siaga 1, Empat Pompa Dikerahkan Antisipasi Banjir Rob
-
Mentan Tegaskan Harga Pangan Stabil dan Produksi Surplus, Bantah Isu MBG Picu Kenaikan Harga
-
Program MBG Terancam Krisis Ahli Gizi, Pemerintah Janjikan Status PNS dan Percepatan Sertifikasi
-
PERSAGI Siapkan Lulusan Ahli Gizi untuk Perkuat Program Makan Bergizi Gratis
-
Hadapi Musim Hujan, Pemprov DKI Alokasikan Rp3,89 Triliun untuk Mitigasi Banjir
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat