WNI di Yaman tiba di Bandara Soekarno-Hatta [suara.com/Oke Atmaja]
Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa sejauh ini total warga negara Indonesia (WNI) yang telah berhasil dievakuasi dari Yaman adalah 1.036 orang.
"Dengan kedatangan tersebut, maka total WNI yang telah dievakuasi dari Yaman sejak Desember 2014 hingga hari ini berjumlah 1.036 orang," dalam pernyataan pers yang diterima Antara, Minggu (12/4/2015).
Menurut pihak Kemlu RI, keadaan keamanan di Yaman, khususnya di bagian barat Yaman sekitar kota Aden dan Sana'a, masih memprihatinkan. Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin luas.
Keadaan itu mempersulit upaya evakuasi dan mengharuskan Tim Percepatan Evakuasi WNI untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi.
Seperti diberitakan, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim terpadu ke Yaman dan Salalah, Oman untuk meningkatkan proses evakuasi WNI, termasuk dengan mengerahkan satu pesawat TNI AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti.
Tim itu terdiri dari 48 personel, meliputi 19 orang Kementerian Luar Negeri, 21 dari TNI AU, tujuh dari Polri, dan tiga dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Tim yang ditugaskan di Hudaydah, Tarim, Al-Mukalla, Aden (Yaman) serta Salalah (Oman) dan Djibouti terus melakukan pendataan dan pendekatan kepada otoritas terkait serta memantau situasi untuk selanjutnya mengungsikan para WNI keluar dari Yaman.
Di samping itu, Tim Evakuasi di wilayah Yaman selatan masih terus menjajaki ketersediaan kapal dari Djibouti untuk menjemput WNI yang ada di Kota Aden, mengingat banyak kapal yang takut berlabuh ke kota tersebut karena kondisi keamanan tidak stabil.
Menurut keterangan yang dihimpun oleh Kemlu, hingga kini masih terdapat sejumlah WNI yang berada di penampungan di berbagai wilayah Yaman dan menunggu evakuasi selanjutnya. Mereka terdiri dari 58 orang di Sana'a, 37 orang di Hudaydah, 423 di Tarim, 260 di Mukalla, dan 111 orang di Aden.
Pemerintah Indonesia terus meminta agar seluruh WNI di Yaman bersedia untuk diungsikan selama masih memungkinkan dan sebelum situasi semakin memburuk.
Pemerintah juga meminta keluarga WNI yang ada di Indonesia untuk mendorong keluarganya di Yaman agar bersedia dievakuasi. (Antara)
"Dengan kedatangan tersebut, maka total WNI yang telah dievakuasi dari Yaman sejak Desember 2014 hingga hari ini berjumlah 1.036 orang," dalam pernyataan pers yang diterima Antara, Minggu (12/4/2015).
Menurut pihak Kemlu RI, keadaan keamanan di Yaman, khususnya di bagian barat Yaman sekitar kota Aden dan Sana'a, masih memprihatinkan. Kontak senjata antara pihak yang bertikai semakin luas.
Keadaan itu mempersulit upaya evakuasi dan mengharuskan Tim Percepatan Evakuasi WNI untuk terus menyesuaikan skenario, langkah dan proses evakuasi.
Seperti diberitakan, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan Tim terpadu ke Yaman dan Salalah, Oman untuk meningkatkan proses evakuasi WNI, termasuk dengan mengerahkan satu pesawat TNI AU Boeing 737-400 dan satu kapal yang disewa dari Djibouti.
Tim itu terdiri dari 48 personel, meliputi 19 orang Kementerian Luar Negeri, 21 dari TNI AU, tujuh dari Polri, dan tiga dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Tim yang ditugaskan di Hudaydah, Tarim, Al-Mukalla, Aden (Yaman) serta Salalah (Oman) dan Djibouti terus melakukan pendataan dan pendekatan kepada otoritas terkait serta memantau situasi untuk selanjutnya mengungsikan para WNI keluar dari Yaman.
Di samping itu, Tim Evakuasi di wilayah Yaman selatan masih terus menjajaki ketersediaan kapal dari Djibouti untuk menjemput WNI yang ada di Kota Aden, mengingat banyak kapal yang takut berlabuh ke kota tersebut karena kondisi keamanan tidak stabil.
Menurut keterangan yang dihimpun oleh Kemlu, hingga kini masih terdapat sejumlah WNI yang berada di penampungan di berbagai wilayah Yaman dan menunggu evakuasi selanjutnya. Mereka terdiri dari 58 orang di Sana'a, 37 orang di Hudaydah, 423 di Tarim, 260 di Mukalla, dan 111 orang di Aden.
Pemerintah Indonesia terus meminta agar seluruh WNI di Yaman bersedia untuk diungsikan selama masih memungkinkan dan sebelum situasi semakin memburuk.
Pemerintah juga meminta keluarga WNI yang ada di Indonesia untuk mendorong keluarganya di Yaman agar bersedia dievakuasi. (Antara)
Komentar
Berita Terkait
-
Hamish Daud Berduka Kakeknya Meninggal, Ternyata Seorang Veteran Perang Dunia II
-
4 Cleanser Lokal Heartleaf Cocok Kulit Sensitif, Cegah Iritasi dan Breakout
-
GOTO Masih Belum Kasih Bocoran Agenda RUPSLB, Benarkah Patrick Walujo Diganti?
-
AXIS Gandeng nubia Hadirkan Bundling Neo 3 Series: Kuota 200GB dan Pengalaman Gaming Super Kencang
-
Ekonom: Industri Etanol Tak Hanya Untungkan Korporasi, Tapi Buka Lapangan Kerja Baru
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Arab Saudi Catat Lonjakan Wisatawan, Target 150 Juta Turis 2030 Dicanangkan
-
Pelaku Ledakan SMAN 72 Tinggal Hanya dengan Ayah, Ibu Bekerja di Luar Negeri, Kesepian Jadi Pemicu?
-
Menkeu Purbaya Mendadak Banjir Karangan Bunga: Ompreng MBG dari China Bikin Produsen Lokal Menjerit!
-
Segera Sidang, JPU KPK Limpahkan Perkara Eks Kepala Dinas PUPR Sumut Topan Ginting Dkk ke PN Medan
-
Komnas HAM Dorong Revisi UU untuk Atasi Pelanggaran HAM, Diskriminasi, dan Kekerasan Berbasis Gender
-
Anggaran Subsidi Pangan Dipangkas, PAN: Anak Buah Gubernur Berbohong Warga Tak Suka Daging dan UHT
-
Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan Ditolak 3 Fraksi, Ketua DPRD DKI Tetap Sahkan Raperda APBD 2026
-
Survei KPAI: 35,9 Persen Anak Pernah Terima Menu MBG Mentah Hingga Basi
-
Roy Suryo Klaim Siap Diperiksa Sebagai Tersangka Ijazah Jokowi, Sindir Kasus Silfester Matutina
-
Langkah Mengejutkan Prabowo-Albanese: Apa Isi Perjanjian Keamanan Baru yang Mengguncang Kawasan