Sejumlah pendemo mengibarkan bendera raksasa bergambar karikatur Presiden Brasil Dilma Rousseff, dalam aksi di Copacabana, Rio de Janeiro, Minggu (12/4/2015) waktu setempat. [Reuters/Ricardo Moraes]
Dalam gelombang demonstrasi terbesar kedua tahun ini di Brasil, ratusan ribu warga negara itu turun ke jalan di lebih dari 100 kota, Minggu (12/4/2015) waktu setempat. Tuntutan utama mereka adalah turunnya Presiden Dilma Rousseff, terutama atas alasan masalah perekonomian dan kasus korupsi di Petrobras, perusahaan migas negeri itu.
Meski jumlah pendemo kali ini masih lebih kecil dibanding sekitar 1 juta massa pada demo 15 Maret lalu, aktivis menilai ini masih menunjukkan kentalnya ketidaksukaan warga terhadap pemerintahan Rousseff. Berdasarkan data survei lembaga Datafolha yang dirilis Sabtu (11/4) pula, sekitar tiga perempat warga Brasil yang berpenduduk lebih dari 200 juta mendukung protes ini.
Nama Rousseff pun seakan menjadi satu elemen pemersatu di antara kelompok-kelompok pemrotes yang berbeda di seluruh negeri, yang rata-rata menggelar aksi damai. Walaupun saat ditanyai, sejumlah pendemo memiliki pandangan yang sedikit berbeda tentang apa (jalan keluar) yang sebenarnya mereka inginkan.
"Yang terbaik mungkin adalah dia (Rousseff) mengundurkan diri, sehingga rakyat tak perlu menderita terlalu banyak lewat (proses) pemakzulan," ungkap Sandra di Giacomo, salah seorang pendemo di Sao Paulo, sebagaimana dirilis Reuters.
Pihak kepolisian Sao Paulo sendiri menyebut bahwa ada sekitar 275.000 pendemo kali ini di daerah tersebut, berkurang dari jumlah sekitar 1 juta pada Maret lalu. Sementara catatan dari Datafolha memperkirakan jumlahnya sekitar 100.000, dengan jumlah pada Maret lalu sebanyak sekitar 210.000 orang.
Sebuah banner raksasa bertulisan "Pemakzulan Sekarang Juga" tampak terbentang di salah sebuah blok di Sao Paulo. Hasil survei Datafolha sendiri menyebut sekitar dua pertiga warga Brasil mendukung impeachment alias pemakzulan terhadap Rousseff, presiden yang baru saja terpilih kembali pada Oktober 2014 lalu lewat keunggulan tipis tersebut.
Hanya saja, hampir dua pertiga pula warga Brasil disebut meragukan jika skandal korupsi Petrobras bakal menjadi jalan untuk diturunkannya Rousseff dari jabatannya. Alasannya adalah karena ada banyak sekali politisi dan pejabat pemerintah di bawah Rousseff saat ini yang diduga terlibat dalam skandal besar itu. [Reuters]
Meski jumlah pendemo kali ini masih lebih kecil dibanding sekitar 1 juta massa pada demo 15 Maret lalu, aktivis menilai ini masih menunjukkan kentalnya ketidaksukaan warga terhadap pemerintahan Rousseff. Berdasarkan data survei lembaga Datafolha yang dirilis Sabtu (11/4) pula, sekitar tiga perempat warga Brasil yang berpenduduk lebih dari 200 juta mendukung protes ini.
Nama Rousseff pun seakan menjadi satu elemen pemersatu di antara kelompok-kelompok pemrotes yang berbeda di seluruh negeri, yang rata-rata menggelar aksi damai. Walaupun saat ditanyai, sejumlah pendemo memiliki pandangan yang sedikit berbeda tentang apa (jalan keluar) yang sebenarnya mereka inginkan.
"Yang terbaik mungkin adalah dia (Rousseff) mengundurkan diri, sehingga rakyat tak perlu menderita terlalu banyak lewat (proses) pemakzulan," ungkap Sandra di Giacomo, salah seorang pendemo di Sao Paulo, sebagaimana dirilis Reuters.
Pihak kepolisian Sao Paulo sendiri menyebut bahwa ada sekitar 275.000 pendemo kali ini di daerah tersebut, berkurang dari jumlah sekitar 1 juta pada Maret lalu. Sementara catatan dari Datafolha memperkirakan jumlahnya sekitar 100.000, dengan jumlah pada Maret lalu sebanyak sekitar 210.000 orang.
Sebuah banner raksasa bertulisan "Pemakzulan Sekarang Juga" tampak terbentang di salah sebuah blok di Sao Paulo. Hasil survei Datafolha sendiri menyebut sekitar dua pertiga warga Brasil mendukung impeachment alias pemakzulan terhadap Rousseff, presiden yang baru saja terpilih kembali pada Oktober 2014 lalu lewat keunggulan tipis tersebut.
Hanya saja, hampir dua pertiga pula warga Brasil disebut meragukan jika skandal korupsi Petrobras bakal menjadi jalan untuk diturunkannya Rousseff dari jabatannya. Alasannya adalah karena ada banyak sekali politisi dan pejabat pemerintah di bawah Rousseff saat ini yang diduga terlibat dalam skandal besar itu. [Reuters]
Tag
Komentar
Berita Terkait
-
Oscar Menyerah Usai Alami Masalah Jantung, Eks Chelsea Itu Putuskan Gantung Sepatu
-
Piala Dunia 2026: Enggan Meremehkan, Carlo Ancelotti Anggap Semua Lawan di Grup C Kuat
-
Hasil Drawing Piala Dunia 2026, Prancis di Grup Neraka, Argentina Bertemu Lawan Enteng
-
Lima Edisi Gagal ke Final, Ancelotti Siap Akhiri Kutukan Brasil di Piala Dunia 2026
-
Neymar Akhirnya Cetak Hat-trick Lagi Setelah 4 Tahun, Santos Keluar dari Zona Merah
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka