Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan, yang dihadapi negara-negara Asia Afrika saat ini masih sama dengan 60 tahun silam, yaitu kolonialisme.
Hai itu disampaikan Retno dihadapan para delegasi peserta Konfrensi Asia-Afrika di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (20/4/2015).
"Saudara-saudara, ketika pemimpin kita bertemu di Bandung pada 1955 (KAA), tantangan kita adalah kolonialisme. Kini setelah 60 tahun, dunia masih tetap tidak seimbang secara geopolitik dan geoekonomi," kata Retno.
Salah satu bentuk kolonialisme yang masih terjadi adalah di Palestina. Sampai sekarang, rakyat Palestina belum mendapatkan kedaulatan dan hak asasinya.
"Palestina masih belum bisa mendapatkan hak, kedaulatan dan kemerdekaan," ujar Retno.
Sementara itu, jurang perkembangan pembangunan negara-negara di dunia makin luas. Negara kawasan Selatan sebagai negara berkembang masih jauh tertinggal.
Retno menjelaskan, lebih dari 1 miliar orang hidup dengan pendapatan di bawah 2 USD per hari. Disatu sisi, konflik dan ketidakstablian masih terus terjadi, intoleransi dan ketidaksetaraan terus meningkat.
"Mari tanya diri kita, apa yang terjadi dengan kita. Mari tanya diri, apa yang terjadi dengan dunia. Mari tanya, apa yang bisa dilakukan olek KAA untuk menjawab tantangan itu," kata Retno.
Dia memaparkan, Senior Official Meeting (SOM) yang telah berlangsung kemarin (19/4), membahas dan menghasilkan beberapa dokumen penting.
Diantaranya Bandung Message yang membahas perbatasan politik dan pesan moral untuk Asia Afrika dan dunia.
Bandung Message membahas tiga pilar kerja sama dan menegaskan kembali komitmen Asia Afrika untuk membentuk langkah politik, solidaritas, perkembang ekonomi dan hubungan sosial budaya yang lebih kuat.
"Namun, saya tanya kepada kalian apakah pesan politik cukup untuk menghadapi tantangaan saat ini. Saya yakin kalian akan mengatakan tidak. Ini baru permulaan, tetapi kita harus mengambil langkah maju," tuturnya.
Oleh karena itulah, pertemuan para delegasi negara Asia-Afrika kali ini membahas implementasi Bandung Message di bawah dokumen reinfogorating the new asia african strategic partnership (NAASP). NAASP memberikan pendekatan praktis yang fokus dalam delapan area kerja sama.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
Terkini
-
Polisi Sebut Ruko Terra Drone Tak Dirawat Rutin, Tanggung Jawab Ada di Penyewa
-
Rocky Gerung Ungkap Riset KAMI: Awal 2026 Berpotensi Terjadi Crossfire Antara Elit dan Rakyat
-
Menkes Dorong Ibu Jadi Dokter Keluarga, Fokus Perawatan Sejak di Rumah
-
Polemik Lahan Tambang Emas Ketapang Memanas: PT SRM Bantah Penyerangan, TNI Ungkap Kronologi Berbeda
-
Grup MIND ID Kerahkan Bantuan Kemanusiaan bagi Korban Bencana ke Sumatra hingga Jawa Timur
-
BNI Raih Dua Penghargaan Internasional atas Pengembangan SDM melalui BNI Corporate University
-
Soal Polemik Perpol Nomor 10 dan Putusan MK 114, Yusril: Saya Belum Bisa Berpendapat
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, DPR Beri Catatan: Harus Dipastikan Agar Tak Jadi Malapetaka
-
Agustus 2026, Prabowo Targetkan 2.500 SPPG Beroperasi di Papua
-
Nasib 6 Polisi Pengeroyok Matel Kalibata di Ujung Tanduk, Sidang Etik Digelar Hari Ini