Suara.com - Pidato kemenangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla di kapal phinisi di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, pada 22 Juli 2014, ingin mengangkat dan mendorong semangat Indonesia sebagai negara maritim.
Dalam berbagai kesempatan selama kampanye pemilu sebelumnya, presiden terpilih juga sering mengungkapkan cita-citanya untuk membawa dan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Impian serupa juga pernah diungkapkan Bung Karno dengan mengatakan bahwa bangsa yang kuat dan sejahtera harus menjadi bangsa bahari. Namun, sebelum menjadi poros maritim dunia, Indonesia harus lebih dulu menjadi sebuah negara maritim, sehingga sektor kelautan menjadi sentral kehidupan ekonomi dan pusat produksi utama.
Pada acara pendukung dalam rangkaian peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), Selasa, Indonesia menggelar pertemuan dengan negara-negara Small Island Developing States (SIDS), anggota Indian Ocean Rim Association (IORA), Negara-Negara Kepulauan, dan negara yang memiliki laut (archipelagic and oceanic countries) untuk memobilisasi dukungan.
Negara-negara kepulauan memperjuangkan agar sektor maritim terkait laut, kelautan, dan sumber daya kelautan (Goal 14) dari dokumen Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca-2015 (SDG Post-2015) disetujui negara-negara anggota PBB pada Sidang Umum PBB September mendatang di New York, sehingga menjadi prioritas dunia.
"Untuk memobilisasi dukungan, kami mengundang negara-negara pulau dan negara-negara Samudera Hindia untuk bergabung membuat pernyataan yang akan dikirim ke New York, sehingga pada Sidang Umum PBB nanti SDG diadopsi anggota PBB dan sektor kemaritiman ini masuk. Goal nomor 14 dari SDG 2015 ini harus dimanfaatkan secara berkelanjutan," jelas Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, di Jakarta Convention Center, Selasa.
PBB saat ini sedang membahas program SDG Pasca 2015 yang terdiri atas 17 Goals yang dijadwalkan akan diaklamasikan oleh para pemimpin dunia, termasuk Presiden Joko Widodo pada Sidang Umum PBB mendatang.
Indroyono mengatakan pertemuan itu diharapkan menghasilkan kesepakatan yang akan dibawa ke Markas PBB New York untuk memperkuat pembicaraan dokumen SDG paca 2015.
"Dari sini, hasilnya akan dibawa ke New York. Ini bisa memperkuat negosiasi teks yang sedang dilakukan sampai bulan September," ujar Indroyono.
Menurut dia, apabila Goal 14 disepakati, Indonesia dan negara kepulauan lainnya bisa menjalankan program dan mempertahankan keberlangsungan hidup dari sektor kelautan bahkan menjalin kerja sama.
"Kalau ini diadopsi, visi Bapak Presiden membawa maritim sebagai poros dunia akan tercapai. Dan kalau masuk program PBB, seluruh program dialihkan, anggaran juga masuk ke sana," kata Indroyono.
Pencurian ikan Sementara itu, dalam rangkaian acara Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta Selasa, perwakilan Thailand menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam menangani pencurian ikan (illegal fishing).
"Kami mengapresiasi Thailand yang berkomitmen untuk bekerja sama melawan illegal fishing," kata Menko Kemaritiman.
Indroyono mengatakan bahwa Thailand akan memperketat pemantauan dan memasang 7.000 peralatan sistem perangkat pelacak di kapal mereka sehingga bisa memantau pergerakan kapal.
Pada pertemuan tersebut, perwakilan Afrika mengusulkan agar Asia Afrika Center yang sebelumnya diusulkan untuk memperkuat kerja sama antarpemimpin di negara Asia dan Afrika agar ditambah dengan komponen kerja sama pembangunan laut dan sumber daya kelautan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
Terkini
-
Persija Jakarta Vs Bhayangkara FC Malam Ini, 1.295 Personel Gabungan Siap Amankan SUGBK
-
KPK Bantah Ada Intervensi untuk Hentikan Penyidikan Kasus Tambang Nikel Konawe Utara
-
Berlaku Januari 2026, Prabowo Sudah Teken KUHAP Baru
-
Kapal Wisata Tenggelam di Labuan Bajo, Eddy Soeparno Ingatkan Bahaya Over Capacity dan Cuaca Ekstrem
-
Dokumen Kependudukan Warga Terdampak Bencana Sumatra Gratis, Mensesneg Pastikan Tak Ada Biaya
-
Beban Jakarta Tak Berkurang Meski Ada IKN, Pramono: Saya Pikir Bakal Turun, Ternyata Enggak
-
HAM Indonesia Alami Erosi Terparah Sejak Reformasi, 2025 Jadi Tahun Malapetaka
-
Eks Pimpinan KPK BW Soroti Kasus Haji yang Menggantung: Dulu, Naik Sidik Pasti Ada Tersangka
-
Khusus Malam Tahun Baru 2026, MRT Jakarta Perpanjang Jam Operasional Hingga Dini Hari
-
Mendagri Minta Pemda Percepat Pendataan Rumah Warga Terdampak Bencana di Sumatra